Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Selasa (21/6) karena rendahnya peluang Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (Brexit) dan penguatan harga minyak dunia.
Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, rendahnya kekhawatiran kemungkinan Brexit dan kenaikan harga minyak mentah tadi malam hingga hampir 3 persen berimbas pada penguatan di pasar saham global
Ia menjelaskan, indeks saham Eurostoxx di kawasan Uni Eropa melonjak hingga 3,3 persen di 2.942,88. Di Wall Street AS, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing menguat 0,73 persen dan 0,58 persen di 17.804,87 dan 2.083,25. Sementara, harga minyak mentah tadi malam kembali menguat hingga 2,9 persen di US$49,37 per barel.
“Menjelang referendum di Inggris Raya pada 23 Juni pekan ini, pergerakan pasar saham global dan kawasan akan berfluktuatif mengikuti spekulasi kemungkinan hasil yang terjadi,” katanya dalam riset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada perdagangan hari ini, David memperkirakan IHSG bergerak bervariasi mengikuti sentimen isu Brexit, penguatan harga komoditas energi dan tambang lainnya, serta tren penguatan rupiah atas dolar AS dalam jangka pendek.
“IHSG diperkirakan melanjutkan penguatannya, menguji kembali resisten di 4.910. Sedangkan support saat ini bergeser ke 4.810,” jelas David.
David menjelaskan, kemarin IHSG menguat hingga 28,388 poin (0,59 persen) ke level 4.863,53 seiring rendahnya resiko pasar saham global dan kawasan dan penguatan kembali harga sejumlah komoditas energi dan tambang.
“Ini merupakan posisi penutupan tertinggi IHSG sejak perdagangan 10 Juni 2016 lalu. Saham tambang, aneka industri, dan manufaktur menjadi motor penguatan indeks,” katanya.
Menurutnya, pelaku oasar memanfaatkan momentum penguatan kembali (rebound) pasar saham kawasan Asia dan harga sejumlah komoditas tambang serta penguatan rupiah atas dolar AS untuk melakukan pembelian selektif.
“Dari sentimen domestik, pasar menaruh optimisme parlemen akan menyetujui revisi APBN 2016 dan RUU Tax Amnesty. Dari eksternal, peluang Brexit kemungkinannya semakin menurun merujuk polling yang terakhir,” jelasnya.
Sementara, The MSCI Emerging Market Index kemarin naik 1,5 persen, melanjutkan penguatan akhir pekan lalu sebesar 0,8 persen. Harga minyak mentah kemarin sore juga kembali menguat hingga hampir 2 persen di US$48,9 per barel.
Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, fase konsolidasi masih berlangsung. Menurutnya IHSG bergerak normal pada rentang wajar, dengan level support terjaga pada level 4.802, dan target resisten di angka 4.886 masih menjadi acuan.
“Kestabilan perekonomian dalam negeri masih menjadi penopang pola pergerakan IHSG. Demikian juga dengan penurunan BI rate yang seyogyanya akan di respon oleh saham-saham perbankan sebagai penggerak. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” jelasnya.
(gir)