Menko: Kerja Sama Indonesia-Uni Eropa Tak Terpengaruh Brexit

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2016 12:53 WIB
Menko mengakui, Brexit memang akan mempengaruhi nilai kerja sama ekonomi Indonesia dengan Eropa. Namun, kesepakatan tetap berjalan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan perjanjian kerja sama antara Indonesia dengan Uni Eropa tetap berjalan sesuai dengan jadwal, meski Inggris mengancam akan mengeluarkan diri dari persekutuan ekonomi negara-negara Eropa tersebut (Brexit). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan perjanjian kerja sama antara Indonesia dengan Uni Eropa tetap berjalan sesuai dengan jadwal, meski Inggris mengancam akan mengeluarkan diri dari persekutuan ekonomi negara-negara Eropa tersebut (Brexit).

Darmin mengakui, Brexit akan mempengaruhi nilai kerja sama ekonomi Indonesia dengan Uni Eropa, mengingat Inggris adalah salah satu negara dengan skala ekonomi besar di Uni Eropa. Namun demikian, rencana kerja sama, khususnya perjanjian ekonomi Uni Eropa (European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/EU CEPA) tetap berjalan sebagaimana mestinya.

"Tidak apa-apa kan soal EU Cepa karena kami bicaranya di tingkat Uni Eropanya, sehingga ada atau tidak ada Inggris, pembicaraan akan tetap jalan. Tetapi memang kalau Inggris keluar, segala kesepakatan ekonomi dan perdagangan dengan Inggris tidak masuk dalam perjanjian tersebut," terang Darmin, Kamis (23/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, dampak tidak langsung dari Brexit juga belum dapat diukur saat ini, karena para analis ekonomi Indonesia juga tidak dapat mengetahui dampaknya dengan pasti. Namun, ia memastikan, dampak langsung terhadap ekonomi Indonesia tidak signifikan karena kerjasama Inggris dengan Indonesia terbilang moderat.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir, realisasi investasi asal Inggris pada kuartal I 2016 tercatat sebesar US$ 54,87 juta atau menduduki peringkat ke-14 dari seluruh kontributor terbesar Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode tersebut.

Sementara itu, data Kementerian Perdagangan menunjukkan, ekspor Indonesia ke Inggris mencapai US$ 364 juta sepanjang kuartal I 2016 atau menduduki peringkat ke-21 dari seluruh mitra ekspor terbesar Indonesia.

"Kalau Inggris masih masuk Uni Eropa, mungkin tidak banyak perubahan. Tetapi, kalau Inggris keluar, mungkin ada perubahan dan tentu semua orang akan menduga-duga dampaknya. Dampak langsungnya sih tidak kecil, namun dampak tidak langsungnya ini yang sulit untuk diukur," imbuh Darmin.

Inggris akan mengadakan referendum pada Kamis, (23/6), waktu setempat yang menentukan untuk keluar atau tidaknya keanggotaan Inggris dari Uni Eropa. Referendum ini dilakukan kembali setelah hasil referendum pertama tahun 1975 silam menyatakan Inggris masih tetap bergabung dengan Uni Eropa. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER