BI Pastikan Indonesia Tahan Guncangan Brexit

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 07:32 WIB
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa diyakini tidak akan mengguncang hebat pasar modal, nilai tukar rupiah dan kinerja ekspor Indonesia ke Inggris.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa diyakini tidak akan mengguncang hebat pasar modal, nilai tukar rupiah dan kinerja ekspor Indonesia ke Inggris. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memastikan Indonesia tidak akan menerima pengaruh buruk akibat hengkangnya Inggris dari aliansi Uni Eropa sesuai hasil referendum yang dilakukan pekan lalu.

Tirta Segara, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI menilai ekonomi Indonesia memiliki ketahanan yang baik.

“Stabilitas makroekonomi tetap terjaga yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil,” kata Tirta, dikutip Senin (27/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BI memandang keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) berdampak relatif terbatas pada perekonomian domestik, baik di pasar keuangan maupun kegiatan perdagangan dan investasi.

Ia mencontohkan, di pasar keuangan domestik. Saat terjadi pelemahan di pasar uang Eropa dan Asia, nilai tukar Rupiah relatif stabil.

“Sementara itu, pasar saham Indonesia juga mengalami koreksi relatif terbatas, terutama apabila dibandingkan dengan negara-negara lain seperti India, Thailand dan Korea Selatan,” tegasnya.

Ekspor Impor

Daya tahan ekonomi Indonesia, tidak hanya mampu menjaga pasar modal dan pasar uang. BI juga meyakini Brexit tidak akan banyak memberi dampak pada kinerja ekspor nasional secara keseluruhan.

“Pangsa ekspor Indonesia ke Inggris hanya sekitar 1 persen dari total ekspor Indonesia,” jelas Tirta.

Satu hal yang perlu dicermati menurutnya adalah dampak turunan dari Brexit tersebut. BI memperkirakan bakal terjadi gangguan hubungan dagang antara Inggris dengan Uni Eropa yang akan berimbas ke Indonesia.

“Pangsa ekspor Indonesia ke Eropa, di luar Inggris mencapai 11,4 persen pada 2015 lalu. Sebagian besar ekspor Indonesia ke Eropa adalah bahan baku dan mentah,” jelasnya.

Sementara itu, dampak pada kinerja investasi di Indonesia juga diprediksi terbatas. Dalam lima tahun terakhir, pangsa penanaman modal asing langsung dari Inggris terhadap total penanaman modal asing di Indonesia tercatat di bawah 10 persen.

BI menurutnya bakal terus mencermati potensi risiko yang muncul dari hasil referendum di Inggris.

Koordinasi dengan pemerintah akan terus ditingkatkan untuk memonitor perkembangan perekonomian global. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER