Dirut Mandiri Siap Hadapi Tantangan Jadi Ketua Perbanas Baru

Elisa Valenta | CNN Indonesia
Senin, 27 Jun 2016 22:40 WIB
Rapat Umum Anggota Perhimpunan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk memutuskan memilih Kartika Wirjoatmodjo sebagai Ketua Umum Perbanas periode 2016-2020.
Kartika Wirjoatmodjo kini jadi Ketua Perbanas. (REUTERS/Beawiharta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Anggota Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) memutuskan memilih Kartika Wirjoatmodjo sebagai Ketua Umum untuk periode 2016-2020. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk itu dipilih menggantikan Sigit Pramono yang telah memimpin Perbanas selama tiga periode sejak 2006.

Dalam proses pemilihan, pria yang akrab disapa Tiko itu memenangi 75 persen suara mayoritas anggota Perbanas. Ia mengalahkan Direktur Utama BTN Maryono, Presiden Direktur Rabobank Danny Hartono, Direktur Utama Bank Jasa Jakarta Lisawati, Direktur Utama Bank Jabar Banten Ahmad Irfan dan Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim.

Tiko menghadapi banyak tantangan setelah terpilih sebagai Ketua Umum Perbanas. Dalam sambutannya ia mengungkapkan, tantangan yang harus dihadapi industri perbankan dalam negeri bersumber dari beberapa faktor. Isu potensi perlambatan ekonomi yang berdampak ke peningkatan rasio kredit bermasalah (NPL) ditambah isu mengetatnya likuiditas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyadari tantangan perbankan ke depan tidaklah mudah, di sisi lain kita tahu ada perubahan regulasi, baik internasional seperti Basel atau lokal seperti penurunan suku bunga," ujar Tiko Senin (27/6) malam.

Tiko juga berkomitmen meningkatkan kerja sama yang baik dengan pemerintah dan otoritas seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Ia mengatakan, koordinasi harus terus ditingkatkan sehingga regulasi yang dihasilkan ke depannya bisa lebih solutif dan positif bagi dunia perbankan.

"Perbanas sebagai predikatnya perbankan harus bisa memberikan masukan yang positif kepada pemerintah agar perbankan nasional tidak hanya bertumbuh sehat tapi juga bisa berkontribusi kepada perekonomian nasional," kata pria 46 tahun itu.

Tiko merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Akuntansi dari Universitas Indonesia. Setelah mengantongi gelar sarjana pada 1996, Tiko melanjutkan program master di bidang ekonomi di Erasmus University, Rotterdam Belanda dan berhasil memperoleh gelar MBA pada 2001.

Pria kelahiran Jakarta 1973 itu memulai kariernya dengan menjadi konsultan Pajak dan Akuntansi di RSM AAJ sejak 1995 hingga 1996.

Selepas meninggalkan RSM AAJ, Tiko sempat bekerja sebagai Analis Kredit di Bank Industri Jepang pada 1996 sampai 1998, Konsultan Senior di PriceWaterhouseCooper (PwC) Financial Advisory Services pada 1998 hingga 1999 dan Boston Consulting Group sejak 2000 hingga 2003.

Sementara karier Tiko di Bank Mandiri dimulai saat menjadi Kepala Departemen Analisis Strategi & Keuangan di Strategi dan Kinerja Group pada 2003, kemudian berkembang untuk memimpin divisi sebagai Group Head.

Bak meniti anak tangga kesuksesan, pada 2008 ia ditugaskan Mandiri Sekuritas sebagai Managing Director.

Lantaran kian menunjukan prestasi yang gemilang, Tiko kembali dipercaya menjabat sebagai CEO di Indonesia Infrastructure Finance pada 2011 hingga 2013, dan Indonesia Deposit Insurance Corporation sejak 2014 sampai 2015. Dalam rapat umum pemegang saham tahunan Bank Mandiri pada medio 2015, ia pun diangkat sebagai Direktur Keuangan bank berlogo pita emas tersebut. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER