Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah karena investor masih menunggu kejelasan (
wait and see) terkait kondisi bursa global. Investor juga masih menimbang sentimen Rancangan Undang-Undang (RUU) Tax Amnesty.
Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto menyatakan, pada perdagangan kemarin, indeks saham utama di zona Euro dan Wall Street melanjutkan koreksi menyusul meningkatnya kekhawatiran memburuknya ekonomi di kawasan tersebut pasca Inggris keluar dari Uni Eropa.
Ia merinci, indeks saham Eurostoxx di kawasan Euro tadi malam kembali tertekan 2,8 persen ke level 2.697,44. Indeks saham utama di zona Euro dalam dua hari terakhir telah koreksi 11 persen, koreksi terbesar sejak 2008 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Wall Street AS, indeks Dow Jones dan S&P masing-masing terkoreksi 1,5 persen dan 1,8 persen ke level 1.7140,24 dan 2.000,54. Selain itu, indeks Nasdaq anjlok 2,4 persen ke 4.594,44. Sementara indeks The MSCI Emerging Market mengalami koreksi 1,3 persen.
"Lembaga peringkat internasional, S&P, tadi malam menurunkan rating utang Inggris 2 level ke AA dari AAA dengan outlook negatif," ujar David dalam risetnya, dikutip Selasa (28/6).
Sementara, Pasar Asia kemarin mengalami
rebound karena investor berpikir lebih rasional mengenai dampak dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Hal ini terlihat dari IHSG yang sempat terkoreksi 18 poin pada penutupan sesi pertama, akhirnya bisa rebound dan tutup flat atau hanya naik tipis 1,483 poin di 4.836.
"Aksi beli selektif terutama melanda saham properti, jasa konstruksi, dan infrastruktur. Sedangkan saham perbankan masih ditutup di teritori negatif," papar David.
Adapun, nilai transaksi di pasar reguler kemarin turun hanya mencapai Rp3,6 triliun dibandingkan rata-rata harian pekan lalu yang mencapai Rp4,4 triliun.
Dengan begitu, ini mengindikasikan pelaku pasar lebih banyak
wait and see pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan antisipasi atas libur panjang pekan depan. David memprediksi IHSG akan berada dalam rentang support 4.780 dan resisten 4.870.
"IHSG diperkirakan akan mengalami konsolidasi dengan potensi pelemahan. Investor masih melakukan strategi
wait and see di tengah sentimen RUU Tax Amnesty yang tengah dirapatkan oleh parlemen," terang David.
Di sisi lain, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menilai, hasil referendum yang memutuskan Brexit yang sebelumnya direspon negatif, kini sudah mereda dan diperkirakan dapat menjadi angin segar bagi emerging market. Pelaku pasar melihat adanya kecenderungan sejumlah dana di Eropa akan kembali masuk lebih banyak lagi ke pasar negara berkembang (
emerging market).
Ia memprediksi IHSG akan berada dalam rentang support 4.780-4.809 dan resisten 4.851-4.873.
"Masuknya dana asing di awal pekan, menjadi sinyal baik untuk IHSG agar melanjutkan penguatannya di pekan ini dan berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Reza dalam riset.
(gir)