Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah perlambatan pertumbuhan pembiayaan, PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mampu melewati separuh pertama tahun ini dengan pertumbuhan 23,6 persen yakni Rp9,68 triliun. Pencapaian ini merupakan prestasi, mengingat pertumbuhan industri pembiayaan diramal tidak lebih dari lima persen. Per Mei 2016, pembiayaan industri bahkan cuma naik 2,65 persen secara tahunan.
"Pertumbuhan pembiayaan, terutama terjadi di segmen mobil baru untuk penumpang (new car passenger)," ujar Harjanto Tjitohardjojo, Direktur Marketing MTF Harjanto Tjitohardjojo, Jumat (1/7).
Namun demikian, sayangnya, peningkatan pembiayaan anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tersebut juga dibayangi dengan peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (Nonperforming Finance/NPF), yakni sebesar 1,6 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontribusi NPF terbesar masih berasal dari segmen bisnis mobil bekas (used car), dan mobil komersial (produktif). Hal ini sudah terjadi sejak dua tahun lalu. "Tetapi, NPF 1,6 persen masih terkendali. Kami menargetkan, NPF berada di kisaran 1,5 persen hingga akhir tahun," terang dia.
Harjanto memproyeksikan, pembiayaan akan membaik di semester II 2016. Meskipun, terjadi perlambatan yang tercermin dari lebih rendahnya realisasi pertumbuhan semester I 2016 jika dibandingkan dengan pencapaian semester I 2015 (terhadap semester I 2014) yang sebesar 28 persen.
Optimisme tersebut didorong oleh realisasi infrastruktur yang turut pula mendongkrak permintaan pembiayaan kendaraan bermotor. Ditambah lagi, dampak dari penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang berpotensi menyeret turun bunga kredit dan pembiayaan kendaraan bermotor.
Selain itu, MTF juga berharap meraup berkah dari penyelenggaraan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 yang rencananya diselenggarakan pada Agustus 2016.
"Indeks kepercayaan konsumen perlahan mulai membaik, mengindikasikan konsumen percaya ekonomi akan lebih baik, dan masyarakat mulai membelanjakan uangnya. Diharapkan, segmen Fleet Customer dan perusahaan-perusahaan diharapkan tetap jalan," pungkasnya.
(bir)