Jakarta, CNN Indonesia -- Pasar penjualan apartemen di kawasan DKI Jakarta yang saat ini penjualannya sedang stagnan diprediksi bakal membaik seiring dengan diberlakukannya kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty), dan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
"Pasar aparteman akan menunjukkan perbaikan bertahap pada kuartal berikutnya karena fundamental ekonomi menunjukkan tanda stabilitas, inflasi rendah, dan antisipasi dampak UU Pengampunan Pajak," ungkap Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto, seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (5/7).
Selain itu, ia menerangkan, langkah BI yang menurunkan suku bunga hingga 6,5 persen dan ditunjang dengan penetapan kebijakan ekonomi makro lainnya, seperti pelonggaran terkait persyaratan kredit pemilikan rumah juga dinilai bakal berdampak positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, banjirnya pembangunan apartemen baru dinilai masih menjadi faktor tantangan dalam pasar penjualan apartemen. Sehingga, kondisi stagnan ini diperkirakan tidak akan berubah dalam jangka pendek. Ia menilai, pasar apartemen butuh periode waktu cukup panjang untuk dapat pulih kembali.
Sebagaimana diberitakan, pasokan pasar apartemen pada kuartal II 2016 dominan terletak di kawasan sekitar wilayah DKI Jakarta, antara lain di Tangerang dan Bekasi, yang menunjukkan hunian vertikal semakin diterima di kawasan Jabodetabek.
Data konsultan properti internasional lainnya, Cushman & Wakefield menyebut, pasokan terbangun berdasarkan wilayah di kawasan Jabodetabek pada kuartal II 2016, antara lain Tangerang sebanyak 27,4 persen, dan disusul oleh Bekasi 18,1 persen.
Kemudian, daerah Jakarta Barat (10,9 persen), Jakarta Selatan (9,6 persen), Jakarta Utara (9,2 persen), Bogor (9,2 persen), Depok (7,0 persen), Jakarta Pusat (5,6 persen), dan terakhir Jakarta Timur (3,0 persen).
Hingga kini, total pasokan kumulatif kondominium atau apartemen di Jakarta tercatat sebanyak 181.005 unit atau naik 4,8 persen per kuartal dan 21,3 persen per tahun.
Sedangkan, 16 proyek baru lainnya akan diluncurkan ke pasar dan proyek-proyek itu diperkirakan menambah total pasokan kondominium mendatang di Jabodetabek menjadi 203.442 unit.
Sebelumnya, perusahaan global asal China, China Communication Construction Group (CCCG) lewat anak usaha China Harbour Indonesia berencana membangun apartemen di kawasan Jakarta Barat dengan target pasar dari kalangan menengah.
"Kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur serta sudah 20 tahun berkiprah di Indonesia dengan karya Jembatan Suramadu, Jawa Timur, Jakarta International Container Terminal (JITC), dan jalan tol Medan - Kualanamu," kata Presiden China Harbour Indonesia, Shen Chao.
CCCG sendiri merupakan perusahaan hasil merger dari dua perusahaan China yakni China Harbour Engineering Company dan China Road and Bridge Corporation. Perusahaan ini juga sudah listing di tiga negara, yakni Shanghai, Singapura, dan Hong Kong.
Shen menjelaskan, CCCG saat ini memiliki 400 proyek tersebar di 90 kota di dunia dengan total areal lahan 20 juta meter persegi.
"Kami melihat Indonesia sebagai sebuah tempat investasi dan bisnis yang penting selain dikarenakan usaha pemerintah Indonesia yang tak pernah berhenti untuk menciptakan sebuah atmosfir bisnis yang kondusif, juga sebuah pasar yang menarik karena jumlah populasinya yang besar," pungkasnya.