Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mandiri Sekuritas bersama induk usahanya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, menyiapkan produk investasi terintegrasi guna menyerap dan mengunci dana repatriasi hasil kebijakan amnesti pajak selama tiga tahun.
"Kami buat produk bersama Mandiri Group, jadi bareng-bareng dengan Bank Mandiri dan manajer investasi. Jadi kami bikin produk terintegrasi," kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto, Selasa (12/7).
Dengan produk tersebut, kata Abi, investor diberi kebebasan dalam memilih produk investasi yang diinginkan, misalnya produk dari sektor perbankan, reksa dana dari manajer investasi, produk dari Mandiri Sekuritas, atau bahkan membeli obligasi dan saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Abi belum bisa memperkirakan total dana repatriasi
tax amnesty yang akan dikelola melalui produk terintegrasi tersebut. Namun, Mandiri Sekuritas rencananya akan menyiapkan produk investasi terintegrasi lebih dari Rp10 triliun untuk menyerap dana repatriasi.
"Paling tidak produk senilai Rp10 triliun ke atas kami siapkan. Jangan sampai klien dengan jumlah besar datang, tapi kami tidak siap. Jadi harus kami siapkan," tuturnya.
Dari sisi internal perusahaan, lanjut Abi, Mandidi Sekuritas juga akan menambah varian reksa dana guna menyambut dana repatriasi. Dengan demikian, ia berharap terjadi pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) secara leseluruhan.
Ia memperkirakan industri reksa dana di Indonesia dapat bertumbuh dua kali lipat. Namun, hal tersebut juga tergantung dari kesiapan industri keuangan dalam menampung dana repatriasi tax amnesty.
Terkait semua itu, Abi mengungkapkan, Mandiri Sekuritas sudah memberikan edukasi ke karyawannya terkait skema investasi yang nantinya bersumber dari penempatan dana repatriasi milik wajib pajak penerima amnesti. Dengan demikian, ia berharap karyawannya mampu menjelaskan kembali ke calon investor kelak.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total dana pengelolaan investasi per 27 Mei 2016 sebesar Rp468,8 triliun. Jumlah tersebut meningkat 10,9 persen secara year to date (YTD) dari sebesar Rp422,6 triliun.
Total AUM ini meningkat didorong oleh meningkatnya nilai aktiva bersih (NAB) dua produk investasi, yaitu reksa dana dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD).
NAB reksa dana naik 11,8 persen menjadi Rp303,6 triliun dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp271,9 triliun dan NAB produk KPD tumbuh menjadi Rp139,6 triliun dari posisi akhir tahun lalu, yakni sebesar Rp127 triliun.
(ags)