Kuartal II, Industri Makanan dan Minuman Berpotensi Tumbuh 8%

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2016 14:55 WIB
GAPMMI mengungkapkan, terjadi lonjakan permintaan produk makanan dan minuman hingga 30 persen sepanjang Mei-Juli lalu.
Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman ketika ditemui di acara halal bihalal Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, di auditorium Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Kamis (23/7) . (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) optimistis industri di bawah naungannya tumbuh di kisaran 8 persen pada kuartal II 2016 seiring meningkatnya permintaan masyarakat selama Ramadan.
 
Ketua GAPMMI, Adhi Lukman memperkirkaan, terjadi lonjakan permintaan produk makanan dan minuman hingga 30 persen sepanjang Mei-Juli lalu. Kenaikan tertinggi terjadi saat Ramadan dan menyumbang signifikan terhadap pertumbuhan industri makanan dan minuman.

"Permintaan itu kami imbangi juga dengan distribusi sampai ke daerah-daerah karena kami tahu di masa-masa mudik, truk ada yang tidak boleh lewat di jalur tertentu. Saya pantau ke daerah-daerah cukup baik distribusinya," ujar Adhi di Kementerian Perindustrian, Rabu (13/7).

Selain itu, lanjut Adhi, alpanya kenaikan harga produk makanan dan minuman pada tahun ini juga turut memperbaiki tingkat pertumbuhan industri. Terlebih, ada kenaikan upah minimum pekerja yang turut memperkuat daya beli masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepanjang tahun 2016 ini, pertumbuhan nilai industri makanan dan minuman lebih stabil karena disokong oleh volume penjualan, tak seperti tahun lalu di mana nilai industri meningkat karena adanya kenaikan harga. Apalagi ada kenaikan upah minimum sehingga memicu kenaikan daya beli," jelas Adhi.

Ia berharap tren pertumbuhan bisa berlanjut pada kuartal III meski saat ini masih ada kekhawatiran penurunan stok karena masih ada larangan melintas truk-truk logistik di jalur khusus mudik.

"Kami telah bicara dengan asosiasi angkutan truk dan mereka  tengah berdiskusi dengan Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau ditutup terlalu lama juga akan berpengaruh ke stok. Tapi kebetulan minggu ini masih aman, cuma distribusi pangan yang fast moving seperti air mineral yang agak bermasalah," tutur Adhi.

Sebagai informasi, proyeksi GAPMMI itu lebih optimistis dibandingkan dengan realiasi pertumbuhan industri makanan dan minuman kuartal I 2016 yang sebesar 7,55 persen. Kinerja industri pada Januari-Maret itu turut mendongkrak pertumbuhan industri non migas, yang sebesar 4,46 persen pada periode yang sama.
 
Di sisi lain, industri pengolahan non-migas menyumbang sebesar 18,41 persen terhadap PDB, di mana kontribusi terbesar diberikan oleh industri makanan dan minuman dengan porsi sebesar 31,5 persen. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER