Tembus Level Psikologis, IHSG Diprediksi Menguat

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Senin, 18 Jul 2016 08:12 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat setelah berhasil menembus level 5.100 dalam perdagangan pada akhir pekan kemarin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat setelah dalam perdagangan pada akhir pekan kemarin berhasil menembus level 5.100. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat setelah dalam perdagangan pada akhir pekan kemarin berhasil menguji level psikologisnya di atas level 5.100.

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi perdagangan hari ini, Senin (18/7), IHSG memiliki level support di 5.063-5.080 dan resisten di 5.122-5.145. Menurutnya, IHSG yang mampu melanjutkan penguatan di akhir pekan kemarin dapat mengakhiri koreksi minor, sehingga IHSG diharapkan mampu melanjutkan penguatannya.

“Masih adanya katalis positif dari kedua data tersebut diharapkan mampu untuk menopang laju IHSG dalam beberapa hari ke depan,” terang Reza dalam risetnya, dikutip Senin (18/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, IHSG ditutup menguat pada akhir pekan kemarin sebesar 26,63 poin atau 0,52 persen ke level 5.110 setelah bergerak di antara 5.090-5.130.

Reza menjelaskan, perdagangan IHSG pada pekan kemarin masih berada dalam zona positif, di mana hanya satu hari mengalami pelemahan. Selain itu, pemodal asing masih tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) selama sepekan kemarin.

Menguatnya perdagangan pada akhir pekan kemarin juga tak lepas dari data cadangan devisa di akhir Juni yang naik ke level tertingginya tahun ini dan surplusnya neraca perdagangan. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2016 tercatat sebesar US$109,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Mei 2016 sebesar US$103,6 miliar.

Sementara dari sisi neraca perdagangan, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$0,90 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Mei 2016 yang sebesar US$0,37 miliar dolar AS. Hingga semester I 2016, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$1,94 miliar.

“Rilis kedua data tersebut memberikan optimisme ke pasar jelang rilis laporan keuangan emiten kuartal II 2016,” jelas Reza.

Sementara, bursa saham Asia pada pekan kemarin bergerak menguat secara signifikan. Di China, indeks Shanghai menguat merespon inflasi China yang hanya 1,9 persen pada bulan Juni, atau terendah di tahun ini. Di Jepang, indeks Nikkei menguat karena merespon pelemahan Yen terhadap USD diiringi adanya kabar Shinzo Abe selaku Perdana Menteri Jepang dimasukkan dalam koalisi yang kuat untuk pemilu mendatang. Dengan begitu, pelaku pasar yang pro terhadap kebijakan pertumbuhan ekonomi “Abenomics” merespon positif adanya sentimen tersebut.

Seiring dengan bursa saham Asia, saham-saham di bursa Eropa menunjukkan penguatannya mulai saat pembukaan perdagangan hingga penutupan. Keadaan tersebut khususnya mengantarkan Indeks FTSE untuk berada di posisi tertingginya dalam 11 bulan terakhir dan terlihat terus mencoba bertahan pasca Brexit.

Sementara, indeks DAX mampu menguat tipis merespon dirilisnya Inflasi Jerman yang meningkat 0,1 persen secara bulanan.

"Di Perancis, French Consumer Prices meningkat 0,1 persen di bulan Juni," jelasnya.

Sama seperti Asia dan Eropa, bursa saham AS juga menguat pada pekan kemarin. Menurut Reza, masih adanya imbas positif rilis data ketenagakerjaan di akhir pekan sebelumnya dan respon positif terhadap pemilu di Jepang memberikan angin segar bagi laju bursa saham AS untuk dapat melanjutkan kenaikannya.

Namun, laju bursa saham AS mulai berkurang kenaikannya seiring pelemahan pada minyak mentah dunia. Tidak hanya itu, pelantikan Theresia Mays sebagai PM baru Inggris dan kemenangan Shinzo Abe di Parlemen Jepang dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengambil jeda sambil menunggu kepastian akan outlook Inggris pasca Brexit dan kelanjutan program stimulus Jepang. Sehingga, laju bursa saham AS mulai terkonsolidasi.

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan, penguatan IHSG pada akhir pekan kemarin ditopang oleh arus modal asing (capita inflow) diatas Rp1 triliun. Menurutnya, arus modal asing tercatat diatas Rp5,6 triliun sepanjang pekan kemarin.

“Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor yang masih cukup tinggi terhadap pasar modal Indonesia, diiringi oleh rilis data perekonomian cadangan devisa yang mengalami peningkatan cukup signifikan sehingga memperkuat ketahanan ekonomi kita,” papar William dalam risetnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, tren penguatan IHSG masih akan berlanjut pada perdagangan hari ini. Di mana ia memprediksi IHSG berada dalam rentang support 5.067 dan resisten 5.178.

(gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER