IHSG Berpotensi Tembus Level 5.000

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jun 2016 08:38 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan menguat pada perdagangan Kamis (30/6), karena sentimen pengampunan pajak dan kondusifnya pasar saham global.
Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan menguat pada perdagangan Kamis (30/6), karena sentimen pengampunan pajak dan kondusifnya pasar saham global. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan naik pada perdagangan Kamis (30/6), karena pasar saham global dalam keadaan kondusif dan rupiah menguat terimbas sentimen pengampunan pajak (tax amnesty). Namun, potensi penguatan tersebut dibayangi aksi ambil untung (profit taking).

Kepala Riset First Asia Capital, David Sutyanto menyatakan, perkembangan eksternal memperlihatkan pasar kembali memburu aset berisiko. Hal ini terutama dipicu oleh langkah stimulus yang akan diambil sejumlah bank sentral dalam mengatasi dampak buruk perekonomian akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

"Pudarnya kekhawatiran kenaikan tingkat suku bunga di AS tahun ini juga turut memicu hal tersebut," kata David dalam risetnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia merinci indeks Eurostoxx di kawasan Uni Eropa tadi malam menguat hingga 2,7 persen ke level 2.832,18. Indeks Dow Jones dan S&P di Wall Street masing-masing menguat 1,64 persen dan 1,70 persen ke level 1.7694,68 dan 2.070,77. Selain itu, Indeks The MSCI Emerging Market tadi malam naik hingga 2,1 persen ke level 821,82.

Sementara, harga minyak mentah naik 3,5 persen ke level US$49,54 per barel setelah data cadangan minyak mentah akhir pekan lalu kembali turun hingga 4,1 juta barel melampaui perkiraan turun 2,3 juta barel.

"Kondusifnya pasar saham global dan penguatan rupiah atas dolar AS menyambut optimisme program tax amnesty telah menopang laju IHSG dalam beberapa sesi perdagangan terakhir," jelas David.

David memprediksi IHSG hari ini berada dalam rentang suport 4.950 dan resisten 5.030. Ia meyakini IHSG dapat menembus level 5.000 hari ini, meski masih dibayangi terkoreksi karena dipicu aksi ambil untung jangka pendek.

Adapun, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat ke level 4.980 dengan 97,93 poin (2 persen). IHSG kemarin melanjutkan penguatannya untuk hari ketiga berturut-turut menyusul rendahnya risiko pasar saham global dan kawasan serta sentimen positif disahkannya UU Pengampunan Pajak.

"Ini merupakan posisi penutupan tertinggi indeks sejak perdagangan 6 Juli 2015 lalu. Penguatan turut ditopang tren penguatan rupiah atas dolar AS yang kemarin menguat 0,7 persen di level Rp13.166 (kurs Jisdor)," papar David.

Untuk nilai transaksi di pasar reguler sendiri melonjak hingga mencapai Rp6,2 triliun dan pembelian bersih asing mencapai Rp1,7 triliun. Aksi beli terutama melanda sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps) yang bergerak di sektor otomotif, perbankan, konsumsi, dan infrastruktur.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memprediksi IHSG berada dalam rentang support 4.832-4.869 dan resisten 4.998-5.017. Menurutnya, sentimen dari tax amnesty masih membuat para investor kembali percaya diri untuk tetap bertahan di pasar.

"Aksi pelaku pasar asing yang mencatatkan aksi beli bersih Rp 1,72 triliun hanya dalam waktu satu hari untuk sementara ini dapat mengkonfirmasi pasar modal sedang mengalami tren menguat dalam jangka pendek," ujar Reza dalam risetnya.

Dengan begitu, IHSG masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya hari ini asalkan investor tidak dimanfaatkan kondisi ini untuk melakukan aksi ambil untung. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER