Wijaya Karya Akan Pangkas Jumlah Saham Rights Issue

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jul 2016 10:10 WIB
Setelah melihat kondisi dan tren di pasar modal, perseroan berencana melepas maksimal 3 miliar lembar saham, dari sebelumnya 4,03 miliar lembar.
Setelah melihat kondisi dan tren di pasar modal, perseroan berencana melepas maksimal 3 miliar lembar saham, dari sebelumnya 4,03 miliar lembar. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA berencana mengubah jumlah penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue setelah melihat kondisi dan tren pasar modal.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Suradi mengatakan, jumlah lembar saham yang diterbitkan masih belum ditentukan karena akan melihat rata-rata harga saham 30 hari terakhir sebelum rights issue diterbitkan. Suradi menyatakan, Wijaya Karya akan menerbitkan rights issue sekitar Oktober atau awal November.

"Total jumlah saham nanti kami lihat harga rata-rata 30 hari terakhir, tetapi lihat trennya sekarang mungkin kami akan lepas 2,5 miliar - 3 miliar lembar saham," ujar Suradi kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, dalam prospektus awal, perseroan berencana menerbitkan maksimal 4,03 miliar lembar saham. Suradi menambahkan, tak hanya jumlah saham yang akan dilepas, untuk harga saham, perusahaan juga akan menunggu hingga 30 hari terakhir sebelum rights issue diterbitkan.

Nantinya, Wijaya Karya akan meminta persetujuan pemegang saham terkait rencana rights issue ini pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan dilaksanakan pada 22 Agustus mendatang.

Seperti diketahui, rights issue dilakukan karena perusahaan yang 65 persen sahamnya dimiliki pemerintah ini akan mendapatkan penanaman modal negara (PMN) senilai Rp4 triliun. Adapun, Wijaya Karya juga mengincar dana Rp2,1 triliun dari 35 persen saham publik. Sehingga jika rights issue terwujud, maka perusahaan bisa mendapatkan modal baru sebanyak Rp6,1 triliun.

"Kan pemerintah 65 persen sahamnya, memberikan PMN lewat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui rights issu itu Rp4 triliun. Nah 35 persen saham yang dimiliki publik diharapkan dapat Rp2,1 triliun. Sehingga total dari saham pemerintah dan publik Rp6,1 triliun," paparnya.

Dana tersebut akan diperuntukkan untuk pengembangan tiga ruas pembangunan jalan tol, yaitu Soreang-Pasir Koja, Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda. Selain itu, Wijaya Karya juga berencana mengikuti tender pembangunan pembangkit listrik jika raihan dana rights issue sesuai ekspektasi.

"Proyek lainnya kami akan investasi juga di pengelolaan kawasan di daerah Kuala Tanjung, lalu untuk pengembangan sistem penyediaan air minum di Jakarta. Sisanya, sebagian dana akan kami gunakan untuk refinancing utang-utang kami agar bisa lebih efisiensi, jadi ekspansi bisa lebih leluasa," paparnya.

Sebagai informasi, perusahaan telah menyerap dana belanja modal (capital expenditure/capex) pada semester I 2016 ini sebesar Rp500 miliar dari total capex dari total keseluruhan capex sebesar Rp6 triliun. Namun, total capex tersebut sebelum adanya kepastian BUMN memberikan PMN kepada perusahaan.

"Dengan PMN dan rights issue otomatis dana untuk modal kan bertambah. Tapi penyerapan capex masih kecil sekali di semester I ini, hanya untuk meninjeksi anak perusahaan, " terang Suardi.

Selain digunakan untuk memberikan suntikan modal kepada anak usaha. Perusahaan juga menggunakan capex untuk mendirikan beberapa associate dalam bidang jalan tol, pelabuhan, dan pembangkit listrik. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER