Saham Microsoft Dorong Bursa Wall Street Cetak Rekor

CNN Indonesia
Kamis, 21 Jul 2016 07:50 WIB
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 36,02 poin ke level 18.595,03, dan indeks S&P 500 naik 9,24 poin atau 0,43 persen ke angka 2.173,02.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 36,02 poin ke level 18.595,03, dan indeks S&P 500 naik 9,24 poin atau 0,43 persen ke angka 2.173,02. (REUTERS/Brendan McDermid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Wall Street AS menguat pada perdagangan Rabu (20/7), dimana indeks S&P 500 dan Dow Jones mencetak rekor baru, karena laporan keuangan Microsoft yang kuat mendorong indeks dan memberi tanda terbaru bahwa kinerja perusahaan AS tidak seburuk yang diprediksi.

Seperti dilansir Reuters, harga saham Microsoft melonjak 5,3 persen setelah raksasa software tersebut mencatat pertumbuhan tajam dalam bisnis komputasi awan.

Saham tersebut memberi dorongan terbesar untuk indeks utama dan sektor teknologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, sektor defensif seperti utilitas dan telekomunikasi telah memimpin kenaikan pasar pada tahun 2016, hal itu diikuti sektor lain seperti keuangan dan teknologi.

"Sepertinya bagian lemah dari pasar mulai setidaknya mencoba dan mengikuti bagian yang lebih kuat. Benar-benar belum ada aksi jual besar di yang menjadi pemenang besar ke titik ini," kata Rick Meckler, presiden LibertyView Capital di Jersey City, New Jersey.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 36,02 poin atau 0,19 persen ke level 18.595,03, untuk sesi kesembilan dalam penguatan terpanjang sejak bulan Maret 2013.

Sementara indeks S&P 500 naik 9,24 poin atau 0,43 persen ke angka 2.173,02 dan Nasdaq Composite menguat 53,56 poin atau 1,06 persen, ke 5.089,93.

Sektor teknologi memimpin, dan enam dari 10 besar sektor S&P ditutup lebih tinggi, dengan sektor utilitas dan barang konsumsi menjadi pemberat terbesar.

Baru-baru ini, rekor penguatan yang telah mendorong S&P 500 naik lebih dari 6 persen tahun ini telah datang meskipun terdapat kekhawatiran tentang ketidakstabilan global yang keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa.

"Orang-orang mengatakan mereka tidak ingin berinvestasi di Eropa, mereka tidak ingin berinvestasi di Amerika Latin, mereka tidak ingin berinvestasi di Asia. Secara default, pasar AS semakin banyak modal asing," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER