Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan laba bersih sebesar sebesar Rp9,6 triliun per akhir semester I tahun ini. Angka ini naik 12,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan membukukan laba Rp8,5 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, raihan ini dicapai berkat penyaluran kredit yang tinggi sepanjang paruh pertama tahun ini. Apalagi, terangnya, upaya tersebut juga dilengkapi dengan sikap kehati-hatian perusahaan dalam menyalurkan kredit.
Sebagai informasi, kredit tersalurkan (
outstanding) BCA per akhir Juni 2016 tercatat sebesar Rp387,08 triliun, atau meningkat 11,5 persen secara tahunan (
year-on-year) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp347,1 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BCA berhasil mencapai hasil kinerja positif melalui penyaluran kredit secara berhati-hati dan pengelolaan aktif dana pihak ketiga," jelan Jahja, Rabu (20/7)
Kontribusi peningkatan kredit terhadap kinerja keuangan perusahaan terlihat dari pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang meningkat sebesar 14,95 persen menjadi Rp19,75 triliun dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp17,18 triliun. Ini berkontribusi sebesar 75,62 persen dari total pendapatan operasional sebesar Rp26,13 triliun.
Peningkatan pendapatan ini pun disertai dengan langkah perusahaan yang terus menggunakan dana murah dalam penyaluran pembiayaan. Jahja mengatakan, penggunaan dana murah dapat menurunkan beban pembiayaan (
cost of fund) Dana Pihak Ketiga (DPK), sehingga bunga kredit bisa lebih kecil.
Per akhir Juni 2016, dana giro dan tabungan yang dihimpun perusahaan (Current Account Saving Account/CASA) tercatat sebesar Rp381,27 triliun atau mengambil 77,7 persen dari total DPK sebesar Rp490,56 triliun. Proporsi ini lebih besar
year-on-year dibanding periode sama tahun sebelumnya, di mana CASA berkontribusi sebesar 76 persen terhadap DPK.
"Selain itu, kami juga berupaya untuk menurunkan bunga deposito yang tadinya di angka 7 persen saat ini hanya sekitar 5,25 hingga 5,5 persen. Kami memang berupaya
balancing,
credit rate diturunkan, namun di saat yang sama deposito
rate kami turunkan. Tapi kami tak mau hanya bertumpu pada dana murah, tetap kami lakukan efisiensi di beban operasional lain," ujar Jahja.
Untuk menjaga kinerja kredit terhadap kinerja keuangan, perusahaan juga akan terus menjaga margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) yang saat ini berada di angka 7 persen. "Karena kalau NIM bisa dipertahankan, kami tak usah terlalu berekspansif mengejar
fee-based income," ujar Direktur Pembiayaan BCA, Rudy Susant di lokasi yang sama.