Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak membawa angin segar bagi pasar saham dalam negeri. Sejak disahkan beberapa waktu lalu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat kencang hingga menembus level 5.000.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan laju IHSG melesat hingga saat ini menembus level 5.242 dengan catatan frekuensi perdagangan saham mengalahkan negara tetangga.
"Dampak positif
tax amnesty sudah terasa di bursa efek.
Market kencang sekali," ujar Tito, Rabu (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kenaikan kinerja pasar modal Indonesia di bulan-bulan ini karena ada optimisme dari para pelaku pasar maupun otoritas bersangkutan akan adanya dana masuk secara besar-besaran dari program pengampunan pajak.
Dia menyebut, kinerja pasar modal Indonesia mencatatkan frekuensi perdagangan saham tertinggi sebanyak 377 ribu kali transaksi per hari. Realisasi ini mengalahkan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang hanya membukukan frekuensi perdagangan masing-masing 74 ribu dan 153 kali transaksi per hari.
Menurutnya saat ini potensi nilai transaksi di pasar sekunder telah mencapai Rp6 triliun-Rp7 triliun per hari dengan velositas transaksi mencapai 21 persen. Ia optimis jumlah tersebut bisa meningkat hingga 60 persen dengan instrumen yang ada maka bursa bisa mencapai transaksi sampai Rp15 triliun per hari.
"Dikalikan sebulan 24 hari, sekitar Rp150 triliun-Rp200 triliun tambahan potensi ada," ucap Tito.
Mengutip data BEI, kapitalisasi pasar pada perdagangan hari ini telah menembus Rp5.639 triliun. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di level Rp13.100, maka kapitalisasi pasar BEI telah mencapai US$430 miliar.
“Sebelumnya, rekor pencapaian kapitalisasi pasar tertinggi BEI terjadi pada 7 April 2015 dengan jumlah Rp5.565,92 triliun. Rekor baru ini menjadikan Indonesia pasar
emerging market terbesar di Asia Tenggara,” katanya.
Dia menyebut Bursa Malaysia memiliki kapitalisasi pasar US$402 miliar, Thailand US$400 miliar, serta Filipina US$285 miliar.