Bank Konsentrasi Jaga Rasio Likuiditas

Christine Novita Nababan & Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 25 Jul 2016 14:50 WIB
Targetnya, jangan sampai pertumbuhan kredit yang terlalu kencang mendorong LDR bank melampaui batas atas yang dipatok Bank Indonesia (BI), yakni 92 persen.
Bank mulai konsentrasi menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) pada paruh kedua tahun ini. Targetnya, jangan sampai pertumbuhan kredit yang terlalu kencang mendorong LDR bank melampaui batas atas yang dipatok Bank Indonesia (BI), yakni 92 persen. Makanya, selain mengejar pertumbuhan kredit, bank-bank bakal lebih agresif mengejar pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). (REUTERS/Beawiharta).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank mulai konsentrasi menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) pada paruh kedua tahun ini. Targetnya, jangan sampai pertumbuhan kredit yang terlalu kencang mendorong LDR bank melampaui batas atas yang dipatok Bank Indonesia (BI), yakni 92 persen.

Makanya, selain mengejar pertumbuhan kredit, bank-bank bakal lebih agresif mengejar pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, misalnya. Sadar diri, pertumbuhan kreditnya menjulang hingga 23,7 persen pada semester I 2016, Achmad Baequni, Direktur Utama BNI menargetkan, pertumbuhan DPK akan menyusul pertumbuhan penyaluran kredit.

"Di semester I 2016, pertumbuhan DPK di kisaran 17-19 persen. Untuk mempertahankan LDR di posisi 85-90 persen hingga akhir tahun, kami butuh mengejar pertumbuhan DPK lebih dari 19 persen. Kami optimistis, dengan berharap dari repatriasi pengampunan pajak (tax amnesty), selain dari DPK tentunya," tutur Achmad Baiquni kepada CNNIndonesia.com, Senin (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Per Juni 2016, LDR BNI tercatat bertengger pada posisi 90 persen. Itu artinya, bank pelat merah tersebut masih memiliki ruang untuk mendorong pertumbuhan kreditnya lebih kencang lagi di semester II 2016. Toh, Baiquni mengklaim, pertumbuhan kredit yang kencang tidak akan mengganggu bisnis perseroan, karena sudah ada alternatif skema mendongkrak likuiditas.

"Kami pasti akan seimbangkan pertumbuhan kredit dengan ketersediaan dana. Kalau sewaktu-waktu ternyata pertumbuhan kredit lebih kencang dari DPK, itu lebih bagus. Ada potensi aliran dana repatriasi dari tax amnesty dan kami tengah menyiapkan penerbitan instrumen keuangan, seperti Negotiable Certificate Deposit (NCD)," terang Baiquni.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengaku akan menjaga rasio likuiditasnya yang saat ini berada di level 88-90 persen. Rasio LDR ini dinilai relatif stabil, mengingat pertumbuhan kredit Bank Mandiri tidak sekencang tahun sebelumnya.

Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri memproyeksi, pertumbuhan kredit Bank Mandiri sampai akhir tahun nanti mencapai 10 persen, turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 12 persen. "Kalau tahun lalu, pertumbuhan kredit kencang, tapi sumber dananya melambat. Sekarang, mulai disesuaikan. Kredit tumbuh 10 persen, dananya 5 persen, secara nominal mirip-mirip lah," imbuh dia. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER