Home Credit Siap Bertarung di Bisnis Pembiayaan Sepeda Motor

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2016 16:05 WIB
Rencana untuk masuk ke bisnis pembiayaan bermotor tak lepas dari kesuksesan cabang Home Credit di negara lain seperti China dan India.
Jaroslav Gaisler, Direktur Utama Home Credit Indonesia menyebut rencana untuk masuk ke bisnis pembiayaan bermotor tak lepas dari kesuksesan cabang Home Credit di negara lain seperti China dan India. (CNN Indonesia/Giras Pasopati).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Home Credit Indonesia berencana melebarkan sayap ke bisnis pembiayaan kendaraan sepeda motor. Chief Executive Officer (CEO) Home Credit Jaroslav Gaisler mengatakan rencana tersebut masih dikaji oleh perusahaan sehingga ia belum dapat memastikan kapan rencana bisnis tersebut bisa dieksekusi.

Menurutnya saat ini ada dua hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam membuat keputusan final untuk memasuki bisnis tersebut. Pertama, mengenai potensi perolehan keuntungan dan manfaat bagi nasabah sendiri.

"Kami tidak akan mau masuk ke bisnis baru jika ini tidak profit dan justru malah menambah beban nasabah sendiri. Kami masih kaji apakah akan masuk ke pembiayaan kendaraan bermotor," ujar Gaisler, Kamis (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

. Di dua negara tersebut, Gaisler mengklaim, Home Credit telah menjadi pemimpin pasar pembiayaan kendaraan bermotor.

"Untuk bisnis tersebut kami memang pemain besar di China dan India, tapi di Indonesia kami harus sedikit mengubah model bisnis sedikit jika ingin masuk ke sektor tersebut," ujarnya.

Saat ini Home Credit masih fokus dalam pembiayaan barang-barang konsumen seperti telepon genggam dan peralatan elektronik rumah tangga. Rata-rata pembiayaan untuk setiap satu nasabah pun berkisar Rp3 juta - Rp5 juta.

Ia juga mengaku likuiditas tidak menjadi hambatan Home Credit untuk masuk ke pembiayaan dengan nominal dan volume yang lebih besar. Gaisler mengatakan saat ini perusahaan mendapat sokongan dana dari sejumlah bank baik lokal luar negeri.

Ia memandang permintaan kendaraan bermotor roda dua cukup besar, meski tren tersebut saat ini tengah menurun akibat dampak perlambatan ekonomi. Gaisler juga menanggapi wacana uang muka (DP) murah bagi sektor otomotif khususnya sepeda motor. Uang muka yang murah dinilai manajemen tidak mendidik konsumen untuk bertanggungjawab dalam menjalankan perjanjian kredit.

“Kami menganggap DP itu adalah kewajiban moral bagi orang yang ingin memiliki motor, tapi sebaliknya industri malah ingin menekan uang muka, tapi kami ingin menjadi perusahaan pembiayaan yang bertanggungjawab yang menjadikan uang muka itu adalah tolak ukur pertama untuk memastikan proses kredit berjalan dengan baik dan bertanggungjawab," jelasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER