Semester I, Laba United Tractors Rontok 46 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jul 2016 11:43 WIB
Penurunan laba bersih diakibatkan penurunan pendapatan perseroan, terutama yang berasal dari penjualan alat berat Komatsu.
PT United Tractors Tbk mencatat penurunan laba bersih sebesar 46 persen pada semester pertama tahun ini. Yaitu, dari Rp3,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya Rp1,9 triliun. (Dok. United Tractors).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT United Tractors Tbk mencatat penurunan laba bersih sebesar 46 persen pada semester pertama tahun ini. Yaitu, dari Rp3,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi hanya Rp1,9 triliun.

Penurunan laba bersih tersebut diakibatkan pendapatan perseroan yang melempem di sepanjang enam bulan ini. Pendapatan bersih perseroan tercatat turun 10 persen menjadi Rp22,6 triliun dari sebelumnya Rp24,9 triliun.

Sara Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors mengatakan, penjualan segmen usaha mesin konstruksi per Juni 2016 mengalami penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 25 persen menjadi 1.036 unit dari 1.375 unit pada periode sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penurunan penjualan alat berat terjadi di semua sektor pengguna alat berat, kecuali sektor konstruksi yang masih menunjukkan adanya peningkatan," ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (29/7).

Penurunan penjualan alat berat memengaruhi penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat. Segmen ini turun hingga Rp2,8 triliun atau sebesar 10 persen. Walhasil, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi turun enam persen menjadi Rp6,9 triliun.

Kendati kinerjanya sedang lesu, berdasarkan riset pasar internal, Komatsu masih mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat dengan pangsa pasar domestik sebesar 34 persen.

Adapun, pendapatan bersih segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara turun sebesar 22 persen atau Rp11,6 triliun dari sebelumnya Rp 14,7 triliun. Hal ini sejalan dengan penurunan volume produksi batu bara hingga empat persen menjadi 49,8 juta ton dari sebelumnya sebanyak 52 juta ton.

Sementara, penjualan batu bara dalam segmen usaha pertambangan meningkat menjadi 4,5 juta ton atau 58 persen dari sebelumnya Rp2,8 juta ton. "Sejalan dengan peningkatan volume penjuakan batu bara, pendapatan dari unit usaha pertambangan meningkat 35 persen menjadi Rp3,2 triliun dibandingkan Rp2,4 triliun," tutur dia.

Segmen usaha lainnya yang bergerak dalam bidang industri konstruksi, PT Acset Indonusa Tbk membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar Rp944 miliar atau 70,9 persen dibandingkan sebelumnya Rp552,1 miliar. Pertumbuhan ini membuat laba bersih Acset naik menjadi Rp33 miliar dari sebelumnya Rp5,23 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER