Bursa Indonesia-Malaysia Teken Kerja Sama Instrumen Syariah

CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 16:45 WIB
Berdasarkan Laporan Ekonomi Syariah Global, total aset pasar syariah global diperkirakan mencapai US$1,8 triliun pada tahun lalu.
Berdasarkan Laporan Ekonomi Syariah Global, total aset pasar syariah global diperkirakan mencapai US$1,8 triliun pada tahun lalu. (CNN Indonesia/Dinda Audriene Muthmainah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia akan bekerja sama dalam mengembangkan instrumen sekuritas berbasis syariah untuk pasar modal di Indonesia dan Malaysia.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara kedua institusi di sela gelaran Forum Ekonomi Dunia Islam ke-12 (World Islamic Economic Forum/WIEF).

“Malaysia itu memegang 50 persen share sukuk dunia, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, 250 juta penduduk. Kami percaya bahwa kalau kami membuat suatu studi bersama, kerja sama untuk membuat suatu produk sekuritas syariah, kami suatu saat bisa menjadi referensi,” tutur Direktur Utama BEI Tito Sulistio usai menandatangi MoU di Jakarta Convention Center, Senin (2/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito mengungkapkan, jika terwujud, maka instrumen ciptaan BEI dan Bursa Malaysia akan menjadi instrumen sekuritas syariah pasar modal pertama di dunia. Hal itu bisa menangkap besarnya potensi pasar keuangan berbasis syariah global.

Berdasarkan Laporan Ekonomi Syariah Global, total aset pasar syariah global diperkirakan mencapai US$1,8 triliun pada tahun lalu. Di mana US$295 miliar di antaranya merupakan nilai sukuk outstanding dengan pertumbuhan rata-rata 6 persen per tahun.

Melalui MoU ini, kata Tito, kedua institusi akan bekerja sama dalam bentuk kajian bersama, pengembangan produk, kegiatan dan promosi bersama, serta pengembangan sumber daya manusia.

“Suatu saat kami akan formulasikan menjadi suatu organisasi. Ini yang kami lagi bicarakan bentuk formalnya apa. Bukan tidak mungkin ide panjangnya kami bikin bursa khusus syariah dunia. Kenapa enggak? Tapi itu kan mimpi yang masih panjang,” kata Tito.

Secara terpisah, Chief Executive Officer Bursa Malaysia, Datuk Sri Tajuddin Atan mengapreasiasi kolabolarasi antara kedua lembaga yang bisa meningkatkan penawaran pasar modal dan memperluas penggunaan serta ketersediaan likuiditas dan produk berbasis syariah.

“Dengan peningkatan kepemimpinan kami di pasar modal syariah, Saya optimistis kolaborasi ini akan mendorong pertumbuhan pasar modal syariah di Malaysia dan Indonesia, baik melalui pengembangan produk maupun promosi pasar,” ujarnya.

Sebagai informasi, MoU ini merupakan pembaruan MoU antara kedua negara yang dilakukan pada awal 1996 dan diperbarui pada 2006 lalu.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER