Incar Penjualan 9,24 Ton, Indocement Fokus Pasok Properti

CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 17:45 WIB
Sebanyak 7,93 juta ton atau 78 persen dari penjualan domestik perusahaan adalah semen kantung, yang biasa digunakan untuk pembangunan properti dan residensial.
Sebanyak 7,93 juta ton atau 78 persen dari penjualan domestik perusahaan adalah semen kantung, yang biasa digunakan untuk pembangunan properti dan residensial. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia --
PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk berharap volume penjualan semen pada semester II tahun ini bisa meningkat sebesar 4 hingga 5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan kata lain, perusahaan berharap bisa membukukan penjualan 9,15 juta ton hingga 9,24 juta ton dari angka semester II tahun kemarin 8,8 juta ton.
Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya mengatakan, pertumbuhan itu terjadi karena perusahaan meramal sektor properti dan residensial akan menggeliat di semester II sebagai imbas aliran dana repatriasi dari kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Apalagi, 78 persen dari total penjualan domestik perusahaan sebesar 7,93 juta ton adalah semen kantung, yang sebagian besar digunakan untuk pembangunan sektor properti dan residensial.
"Kami beroperasi Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dan kami yakin pembangunan properti di sana akan peak pada semester II mendatang. Tender-tender yang masuk sekarang sudah banyak, kami rasa itu sebagai dampak dari kebijakan tax amnesty," jelas Christian di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (2/8).
Lebih lanjut ia menjelaskan, perusahaan tidak mau melangkah ke sektor infrastruktur karena sudah ada pemain semen lain yang masuk ke ranah tersebut. Apalagi menurutnya, kini beberapa proyek infrastruktur sudah terlihat hasilnya, sehingga banyak pengembang properti terinsentif untuk mengembangkan proyeknya.
"Sektor residensial dan properti adalah domino effect dari infrastruktur. Biasanya kalau ada infrastruktur kan residensial mengikuti, namun sekarang sektor properti belum naik nih. Belum nendang," jelasnya.
Christian berharap, pertumbuhan di semester II diharapkan bisa membantu kinerja penjualan di paruh pertama tahun ini yang tidak sesuai harapan. Pasalnya, sektor properti dan residensial di lokasi pemasaran utama perusahaan belum menunjukkan geliat apapun.
Hasilnya, penjualan semen perusahaan di Jakarta sepanjang semester I menurun 17,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, penjualan di Jawa Barat memang bertumbuh, tapi nilainya hanya 1 persen saja. Imbasnya, penjualan semen perusahaan pada semester I 2016 tercatat sebesar 7,93 juta ton atau menurun 3,9 persen dari penjualan tahun lalu sebesar 8,24 juta ton.
Kendati demikian, ia tetap tak mau mengubah pasar utama dari Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah mengingat Indocement memegang pangsa pasar utama di ketiga provinsi tersebut. Hingga semester I 2016, pangsa pasar Indocement di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah masing-masing sebesar 45 persen, 48 persen, dan 35 persen.
"Kemarin memang menurun karena kami rasakan pressure dari berkurangnya proyek di pasar utama kami, yaitu Jakarta dan Jawa Barat. Tapi pada second half kami harap anggaran pemerintah yang belum terpakai di semester pertama bisa dipakai di semester kedua, sehingga developer mau investasi di semester kedua," jelas Christian.
Sebagai informasi, perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp7,74 triliun pada semester pertama 2016, atau turun 12,8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp8,87 triliun. Namun, laba perusahaan meningkat 5,2 persen dari Rp2,3 triliun di semester I tahun lalu ke Rp2,42 triliun di tahun ini akibat pelaksanaan revaluasi aset.


ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER