Jakarta, CNN Indonesia --
Rencana kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membebaskan uang muka pembiayaan kendaraan bermotor bagi calon nasabah industri perusahaan pembiayaan dianggap tidak semata untuk mendongkrak daya beli masyarakat yang saat ini memang sedang kurang darah.
William Surya Wijaya, Analis dari Asjaya Indosurya Securities menilai, kebijakan bebas uang muka ini juga akan mendongkrak penjualan otomotif dan merangsang pertumbuhan pembiayaan.
"Itu berarti, sekaligus menyelamatkan industri manufaktur yang sedang lesu. Karena, akan ada banyak efek domino yang terselamatkan dari kebijakan ini, di samping daya beli masyarakat tentunya,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/8).
Kalau pun ada kekhawatiran terhadap peningkatan pembiayaan macet (nonperforming finance/NPF), menurut William, risikonya bisa diredam, dengan cara menawarkan tingkat bunga pembiayaan yang rendah.
“Saya kira, kebijakan ini tetap diperlukan untuk pergerakan sektor riil. Toh, pemerintah menginginkan percepatan. Kalau sektor riil ramai, tentu manufaktur juga terdongkrak. Terkait NPF, nah tingkat bunga jangan tinggi. Seleksi lebih ketat. Sehingga, tidak macet,” tutur dia.
Suwandi Wiratno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menambahkan, salah satu strategi sukses untuk menerapkan bebas uang muka pembiayaan kendaraan bermotor melalui pengawasan terhadap tiap-tiap multifinance.
Misalnya, ia menyebutkan, OJK memastikan multifinance yang boleh menerapkan kebijakan ini hanya perusahaan-perusahaan yang rasio keuangannya sangat sehat. NPF kurang dari satu persen dan calon nasabah memiliki rekam jejak baik di industri layanan keuangan.
“Sementara, multifinance-nya sendiri juga menganalisis risiko dengan baik, misalnya dengan melakukan survei terhadap calon nasabah, menilai apakah nasabah layak diberikan uang muka nol persen atau lima persen, atau 10 persen. Jadi, semua bekerja,” imbuh Suwandi.
Apabila hal-hal ini diperhatikan, baik William maupun Suwandi yakin, kebijakan pembebasan uang muka akan mencapai tujuan positifnya, yaitu mendongkrak daya beli masyarakat dan menumbuhkan industri otomotif dan industri turunannya, dalam hal ini multifinance.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(bir)