Laba 106 Multifinance Rontok, 35 Lainnya Merugi

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2016 14:45 WIB
Survei memberi sinyal perlambatan pertumbuhan multifinance masih berlanjut. Kondisi ini membuat multifinance rentan untuk bertumbuh hingga akhir tahun.
Biro Riset Infobank melansir, sebanyak 61,27 persen atau 106 dari 173 perusahaan pembiayaan (multifinance) mencatat penurunan laba di sepanjang tahun lalu. Bahkan, 20,23 persen lainnya atau 35 multifinance merugi. Kondisi ini dipercaya akan membuat industri multifinance rentan untuk tumbuh positif hingga akhir tahun ini. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Riset Infobank melansir, sebanyak 61,27 persen atau 106 dari 173 perusahaan pembiayaan (multifinance) mencatat penurunan laba di sepanjang tahun lalu. Bahkan, 20,23 persen lainnya atau 35 multifinance merugi. Kondisi ini dipercaya akan membuat industri multifinance rentan untuk tumbuh positif hingga akhir tahun ini.

Eko B Supriyanto, Direktur Biro Riset Infobank mengungkapkan, hasil survei memberikan sinyal perlambatan pertumbuhan industri multifinance masih akan berlanjut. "Terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor yang selama ini menjadi pasar utama multifinance. Ditambah lagi, belum pulihnya sektor pertambangan dan harga beberapa komoditas yang belum beranjak naik," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (4/8).

Ia menuturkan, ketika pembiayaan tidak tumbuh, dan pendapatan operasional mandek bahkan cenderung turun, multifinance akan tertekan oleh biaya operasional. Imbasnya, laba akan sulit bertumbuh. Adapun, multifinance yang banyak mengalami penurunan laba hingga merugi berasal dari kelompok papan bawah atau mereka yang memiliki aset di bawah Rp1 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil tahun ini relatif stagnan dengan volume 1,05 juta. Sampai enam bulan pertama, penjualan mobil mencapai 531.929 unit atau tumbuh tipis 1,22 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu, yaitu 525.491 unit. Pelemahan penjualan juga berlanjut di segmen sepeda motor.

Kondisi ini, kata Eko, menjadi tantangan berat bagi industri multifinance. Apalagi, setelah beredarnya Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 1/SEOJK.05/2016 yang mengatur pengukuran tingkat kesehatan keuangan perusahaan pembiayaan, meliputi rasio permodalan, kualitas piutang pembiayaan, rentabilitas dan likuiditas, yang memaksa multifinance menambah modal mereka.

"Jangankan menambah modal, beberapa multifinance bahkan mengalami penyusutan permodalan," terang Eko.

Sebagai informasi, rating Infobank dilakukan untuk kinerja dua tahun, yakni 2014 dan 2015. Infobank tidak memeringkat seluruh perusahaan lantaran beberapa di antaranya tidak memiliki data lengkap. Rating Infobank sendiri dikelompokkan dalam enam kategori aset, mulai dari aset Rp10 triliun (kelas A), Rp5triliun-Rp10 triliun (kelas B), Rp1 triliun-Rp5 triliun (kelas C) hingga multifinance dengan aset kurang dari Rp100 miliar. (bir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER