Bangun Menara BTS, Telkom Siap Rogoh Rp13 Triliun

CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2016 15:45 WIB
Pada semester I, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk telah membangun sebanyak 15.384 BTS yang menelan dana investasi sebesar Rp12,1 triliun.
Pada semester I, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk telah membangun sebanyak 15.384 BTS yang menelan dana investasi sebesar Rp12,1 triliun. (CNN Indonesia/Fathiyah Dahrul)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk berencana menggelontorkan belanja modal hingga Rp13 triliun pada paruh kedua tahun ini guna membangun menara transmisi (BTS).

Harry M. Zen, Direktur Keuangan Telkom mengatakan perseroan siap merogoh kocek hingga Rp13 triliun untuk membangun BTS di semester II 2016.

Dari segi jumlah BTS, lanjutnya, diperkirakan akan lebih banyak bila dibandingkan BTS yang dibangun pada semester I sebanyak 15.384 BTS yang menelan dana investasi sebesar Rp12,1 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati siap jor-joran, Telkom memastikan tidak akan mencari dana dari penjualan saham treasuri, penjualan obligasi, maupun menerima kucuran dari bank asing.

"Kami masih pakai keuangan sendiri. Kami rasa masih cukup. Nanti kalau di akhir tahun ternyata kurang baru kami ambil yang dari bank," ungkap Harry, Kamis (4/8).

Meski demikian, Harry memastikan, Telkom akan terbuka untuk membuka keran dana dari bank. Namun, Telkom belum memiliki proyeksi lebih lanjut mengenai jumlah dana yang kurang saat ini untuk ditutup dengan aliran dana dari bank.

Sebelumnya, Telkom telah melego sebagian saham treasuri. Harry menekankan, perusahaan belum berencana menjual lagi sisa saham treasuri ataupun menerbitkan obligasi.

"Kemarin saja kami dapat Rp32,5 triliun dari treasuri, itu masih cukup untuk kebutuhan semester II. Kalau treasuri, kami belum rencana jual, lagi pula jatah kami sampai November 2018. Jadi, masih bisa pikir-pikir. Obligasi juga tidak," jelasnya.

Untuk diketahui, Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15,6 persen pada paruh pertama tahun 2016. Angka pendapatan ini naik menjadi Rp56,45 triliun dari Rp48,8 triliun pada periode yang sama tahun 2015.

Pendapatan perusahaan terdongkrak oleh kontribusi dari bisnis data, internet, dan IT service yang tumbuh hingga 50,7 persen.

"Bisnis data, internet, dan IT data memberi kontribusi sebesar Rp22,64 triliun atau sekitar 40,1 persen dari keseluruhan pendapatan dalam enam bulan terakhir," ujar Harry.

Kontribusi pendapatan yang besar berasal dari bisnis data, internet, dan IT service merupakan hasil dari langkah perluasan infrastruktur fiber optic dan BTS 3G/4G yang berhasil dilakukan. Tercatat saat ini Telkom telah memiliki 15.384 BTS dimana sebanyak 90 persen atau 13.845 BTS merupakan BTS 3G/4G.

Sumbangan lain, menurut Telkom, berasal dari peningkatan jumlah pelanggan di semua sektor, seperti pelanggan seluler, mobile internet, dan pelanggan fixed broadband.

Adapun jumlah pelanggan seluler tumbuh 9,2 persen menjadi 157,39 juta pelanggan, pelanggan mobile internet tumbuh 48,2 persen menjadi 49,85 juta pelanggan, dan pelanggan fixed broadband tumbuh 15,7 persen menjadi 4,3 juta pelanggan.

Secara keseluruhan, Telkom meraih pertumbuhan triple double digit. Tak hanya dari pendapatan, Telkom juga membukukan peningkatan EBITDA sebesar 22,8 persen, dari Rp23,46 triliun pada semester I tahun 2015 menjadi Rp28,80 triliun pada semester I tahun 2016. Selanjutnya laba bersih perusahaan juga tumbuh sebesar 33,3 persen menjadi Rp9,93 triliun pada paruh pertama 2016, dari Rp7,45 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Telkom menargetkan, pada paruh kedua tahun 2016, perusahaa masih akan memetik pertumbuhan pendapatan. Namun, untuk EBITDA dan laba bersih, diprediksi akan mengalami penurunan. Pasalnya, Telkom akan menggunakan kas perusahaan untuk menanamkan investasi pada proyek pembangunan infrastruktur.

"Ke depan, kami akan mempersiapkan bisnis digital untuk menjadi engine of growth di masa mendatang. Oleh karena itu, kita gunakan kas perusahaan untuk membangun BTS tambahan sampai akhir tahun sambil kita melihat pergerakan pasar," ungkap Harry.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER