Bisnis Pelayaran Lemah, Kinerja Soechi Lines Lesu

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Kamis, 04 Agu 2016 12:45 WIB
Pendapatan PT Soechi Lines Tbk (SOCI) ini turun 9,85 persen pada semester I 2016 menjadi US$64 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$71 juta.
Komisaris Soechi Group Paulus Utomo (kiri) bersama Direktur Keuangan PT Soechi Lines Tbk. Paula Marlina (tengah) dan Direktur Utama PT Soechi Lines Tbk. Go Darmadi (kanan) menghadiri pembukaan gerai Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) PT Soechi Lines Tbk di Jakarta , Selasa (25/11). (Antara Foto/Widodo S Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pelayaran, PT Soechi Lines Tbk mengalami penurunan pendapatan yang signifikan pada paruh pertama 2016. Lesunya bisnis galangan kapal dituding sebagai penyebab turunya kinerja perseroan.

Pada semester I 2016, pendapatan emiten berkode SOCI ini turun 9,85 persen menjadi US$64 juta dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun lalu US$71 juta. Hal itu sejalan dengan berkurangnya setoran dari bisnis galangan kapal (shipyard) sebesar 25,7 persen, dari US$9,06 juta menjadi US$12,2 juta.

Berkurangnya pendapatan turut berdampak pada laba bersih Soeshi, yang ikut turun 72 persen menjadi US$ 6,36 juta. Namun, selain karena pendapatan, penurunan laba juga disebabkan oleh rugi selisih kurs yang mencapai US$2,1 juta. Sementara pada semester I 2015, perseroan membukukan laba kurs senilai US$4,2 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eddy Sugito, Komisaris Independen Soechi menjelaskan kesinambungan pembangunan infrastruktur dan nilai tukar mata uang turut memberi andil terhadap kinerja perusahaan. Kedua hal itu membuat kinerja perusahaan tak bisa diprediksi secara pasti.

"Pertukaran mata uang asing tumbuh atau turun itu tidak bisa dikontrol, kalau rupiah menguat maka biaya kami bisa meningkat secara dolar AS. Pendapatan kami memang dolar AS, kalau ekspansi lebih banyak rupiah. Gaji memang rupiah. Itu fluktuasi yang tidak terkendali," jelasnya, Rabu (3/8).

Selain itu, lanjutnya, perusahaan pemilik dan operator tanker swasta ini juga harus menghadapi fluktuasi konsumsi minyak. Pasalnya, perusahaan ini juga merupakan transportasi yang membawa minyak dan gas dari satu wilayah ke wilayah lain.

“Kan konsumsi minyak selalu naik dari tahun ke tahun, jadi kisaran 6 persen sampai 10 persen. Kalau perlu minyak, maka konstruksi akan naik jadi pasti akan butuh permintaan pengangkutan,” katanya.

Dia mengatakan, SOCI tengah mengerjakan dua proyek pembangunan kapal yang saat ini telah memasuki tahap-tahap penyelesaian. Finalisasi proyek kapal ini membuat pekerjaan menjadi lebih lambat karena butuh ketelitian.

“Kami baru mulai (proyek ini) 2009 dan baru dapat proyek sekitar 2010 dan 2011 dengan kapasitas 17.500 DWT dan 3.500 DWT. Kami mau mantaince dan deliver dengan bagus, kami memang pemain baru. Kami punya shipyard 200 hektar,” jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Eddy, perusahaan juga tengah mengerjakan pembangunan delapan kapal di shipyard, yang turut berkontribusi terhadap pendapatan SOCI.

“Ada delapan  yang proses. Kalau sampai akhir tahun bisa satu sampai dua kapal yg selesai. Kan membangun kapal 1-2 tahun,” jelasnya. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER