Jakarta, CNN Indonesia -- BRI Syariah, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, berencana menerbitkan surat utang berbasis syariah (sukuk) senilai Rp1 triliun. Aksi korporasi yang ditujukan untuk mendongkrak permodalan perseroan tersebut akan dilakukan bookbuilding atau proses menentukan harga jual sebelum penawaran umum pada Oktober 2016 mendatang.
"BRI Syariah merencanakan menerbitkan sukuk berakad mudharabah Rp1 triliun dengan tenor tujuh tahun. Aksi ini untuk memperkuat struktur permodalan BRI Syariah," ujar Asmawi Syam, Direktur Utama BRI, Senin (15/8).
Menurut Asmawi, kick off meeting untuk melempar sukuk tersebut sudah digelar pada 12 Agustus 2016 lalu, dan disusul proses penjamin emisi (underwriter) saham menentukan harga dengan melihat minat beli dari institusi dan investor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BRI, selaku induk usaha juga berencana menyusul aksi sang entitas dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp20 triliun. Diharapkan, penerbitan obligasi untuk mempercepat pertumbuhan penyaluran kredit segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kami akan menerbitkan obligasi berkelanjutan II sebesar Rp 20 triliun. Tujuannya untuk pendanaan modal kredit," jelasnya.
Bank pelat merah ini akan memulai penawaran obligasi kepada investor pada bulan oktober 2016 mendatang. Penerbitan obligasi ini juga terdiri dari tiga seri dengan jangka waktu pengembalian dari 370 hari hingga 5 tahun.
"Penerbitan ini dibagi tiga seri, yakni seri A 370 hari, seri B 3 tahun, seri C 5 tahun. Saat ini sedang proses semua," tutur Asmawi.
Selain mencari pendanaan dari obligasi, BRI juga berniat menerbitkan Medium Term Notes (MTN) atau surat utang jangka menengah sebesar Rp5 triliun. Instrumen MTN juga diandalkan menjadi alat penampung dana repatriasi yang diharapkan masuk selama semester II ini.
"Tahun ini, kami merencanakan penerbitan MTN maksimal Rp5 triliun. Tujuannya untuk pengembangan kredit kami ke depan. Direncanakan Agustus bulan ini, tinggal menunggu persetujuan," imbuh dia.
(bir/gen)