Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meluncurkan Sukuk Tabungan berbasis syariah pertama di Indonesia seri ST-001 Tahun 2016. Target indikatif dari penerbitan produk baru tersebut mencapai Rp2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai diversifikasi instrumen investasi berbasis syariah diharapkan bisa menangkap besarnya potensi pasar keuangan di Indonesia.
"Penerbitan ST-001 merupakan bukti bahwa pemerintah sangat bersungguh-sungguh, tidak hanya mengembangkan instrumen pembiayaan bagi APBN Indonesia tetapi dengan munculnya seri ini diharapkan akan mendukung pengembagan pasar keuangan syariah,"
tutur Sri Mulyani, Jumat (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan sejak pertama kali diterbitkan pada 2008, total penerbitan Sukuk Negara telah mencapai Rp538,9 triliun. Nilai outstandingnya saat ini tercatat Rp391,1 triliun atau 14,87 persen dari total outstanding Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp1.228 triliun.
"Mungkin angka (
outstanding sukuk negara) itu masih terlalu kecil kalau dibandingkan potensi
market di Indonesia," ujarnya.
Sementara, secara global, minat terhadap instrumen syariah berkembang dengan baik. Hal itu memungkinkan pemerintah untuk melakukan diversifikasi investor.
Berdasarkan proyeksi Islamic Corporation for the Development, lanjut perempuan yang kerap disapa Ani, tingkat pertumbuhan industri keuangan syariah global mencapai 10 persen per tahun.
"Pada tahun tahun 2020 diperkirakan nilai aset keuangan syariah global mencapai US$3 triliun sekarang nilainya US$1,8 triliun. Ini cukup besar," ujarnya.
Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menambahkan, varian dari sukuk ritel ini bertenor dua tahun dan tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder (
non-tradable).
"Sifatnya
non-tradable yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga memungkinkan untuk dipegang oleh investor sampai masa jatuh tempo," tutur Robert.
Namun, pemerintah akan membuka periode pencairan lebih awal (
early redemption) pada bulan ke-12 dengan minimal pengajuan Rp2 juta dan maksimal pengajuan 50 persen dari kepemilikan per investor di agen penjualan.
Imbalan dari Sukuk Tabungan Seri ST-001 bersifat tetap (
fixed coupon) yaitu sebesar 6,9 persen dan dibayarkan per bulan.
"Kami harap imbalan 6,9 persen cukup menarik pada masa tren penurunan bunga di global dan Indonesia," ujarnya.
Target pembeli Sukuk merupakan individu Warga Negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk.
Pembelian Sukuk Tabungan bisa dipesan dengan minimum pemesanan Rp2 juta dan maksimum pemesanan Rp5 juta.
"Dengan minimal penawaran Rp2 juta ini diharapkan sukuk tabungan bisa memberikan edukasi dalam berinvestasi kepada masyarakat dan menjadi sarana inklusi keungan yang efektif," jelasnya.
Lebih lanjut, Robert mengungkapkan, hasil penawaran Sukuk Tabungan ST-001 akan digunakan untuk membiayai defisit pada 2016.
Saat ini, berdasarkan
survey appetite pasar dari agen penjual penawaran Sukuk Tabungan sudah mencapai Rp3 triliun.
"Apakah nanti kami akan
upsize, kami lihat nanti,tetapi kami tidak menutup kemungkinan untuk
upsize,"ujarnya.
26 Agen PenjualPembelian Sukuk Negara Seri ST-001 tahun 2016 dapat dilakukan di 26 Agen Penjual antara lain Bank BNI, Bank BRI, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BCA, Bank Muamalat, Bank CIMB Niaga, HSBC, Bank Mandiri, Bank OCBC NISP, Bank ANZ Indondesia, Bank Panin, Standard Chartered Bank, Citibank, Maybank Indonesia, Bank BTN, Bank Permata, Bank DBS Indonesia, Bank Danamon, Bank Mega, Trimegah Sekuritas, Danareksa Sekuritas, MNC Sekuritas, Bahana Sekuritas, Mega Capital Indonesia, dan Sucorinvest Central Gani.
Berikut jadwal penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 Tahun 2016:
Masa Penawaran: 22 Agustus 2016 s.d 2 September 2016
Penerbitan: 7 September 2016
Jatuh Tempo: 7 September
(gen)