Proyek Listrik 35 ribu MW Belum Bisa Beroperasi Total di 2019

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 24 Agu 2016 20:09 WIB
Pembangkit listrik yang siap beroperasi pada 2019 hanya sebesar 20 ribu hingga 25 ribu MW. Sisanya, 10 ribu MW baru beroperasi setelahnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, proyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) tidak akan beroperasi penuh di tahun 2019 mendatang. (REUTERS/Darren Whiteside).
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW) tidak akan beroperasi penuh di tahun 2019 mendatang.

Pasalnya, pembangkit listrik yang siap beroperasi atau memasuki masa Commision on Date (CoD) di tahun 2019 tercatat sebesar 20 ribu hingga 25 ribu MW atau 57,14-71,4 persen dari target. Sedangkan, sekitar 10 ribu MW sisanya diperkirakan baru bisa beroperasi setelahnya.

"Yang selesai kira-kira sekitar 20 ribu MW yang akan CoD, tapi mungkin 10 ribu MW masih under construction (dalam pembangunan)," ujarnya, Rabu (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun demikian, angka ini masih perlu diperiksa kembali. Makanya, Kementerian ESDM akan kembali mendata proyek-proyek yang sudah CoD hingga konstruksi di tahun itu.

Kendati begitu, Luhut mengaku, puas akan perkembangan pembangunan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW.

"Saya kira proyek ini berjalan dengan baik. Kami akan hitung berapa kapasitas yang bisa selesai dan yang under construction di 2019," tutur dia.

Menurut data PLN, saat ini, realisasi proyek 35 ribu MW baru sebesar 195 MW atau 0,55 persen dari target. PLN membidik 4.120,5 MW pembangkit listrik telah memasuki tahap COD di tahun 2016.

Angka itu dihasilkan dari proyek 35 ribu MW, dan lanjutan dari Fast Track Program (FTP) yang merupakan kebijakan di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Perencanaan Korporat PLN Nike Widyawati menambahkan, ada banyak hal yang menyebabkan realisasi proyek 35 ribu MW terhambat. Bahkan, hambatan itu ada yang muncul sejak masa lelang.

"Contohnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Uap (PLTGU) Jawa 1 yang pada waktu itu peserta tendernya minta mundur satu bulan. Banyak aspek-aspek yang kami tidak bisa dikendalikan. Selain itu, kalau seluruh peserta tender minta mundur, kami juga sulit memaksakan. Tapi kami akan percepat. Semoga akhir tahun sebanyak 30 ribu MW pembangkit listrik telah dilelang," imbuh Nike.

Sebagai informasi, perusahaan juga menargetkan bisa melakukan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) sebesar 16 ribu MW hingga akhir tahun. Di samping itu, perusahaan juga menargetkan financial closing proyek listrik sebesar 18 ribu MW pada tahun ini. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER