Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mengincar pertumbuhan pendapatan sebesar 7 persen menjadi US$675,53 juta pada tahun ini setelah berencana membangun pabrik baru dan memperluas pasar.
Wakil Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto mengatakan, saat ini perusahaan telah meraih pendapatan 54,91 persen dari total target perusahaan atau sebesar US$371 juta.
“Pertumbuhan ditargetkan 7 persen lah sampai akhir tahun ini,” kata , Rabu (24/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan raihan tersebut, maka manajemen optimistis dapat meraih target hingga akhir tahun. Sementara, dari sisi produksi sendiri perusahaan juga akan menargetkan peningkatan 10 persen dari pabrik yang dimilikinya saat ini.
Iwan menjelaskan, pihaknya memiliki wacana untuk membangun pabrik baru tahun ini. Kemungkinan besar perusahaan akan membangun pabrik di kota Solo, Jawa Tengah.
“Rencana bangun pabrik sudah ada. Konsentrasi kami akan bangun pabrik di Jawa Tengah untuk semua lini bisnis kami,” jelasnya.
Namun, perusahaan belum memiliki perencanaan yang matang dalam pembangunan tersebut, sehingga perusahaan belum menganggarkan dana investasi khusus untuk pembangunan pabrik tersebut.
Hingga saat ini, penjualan ekspor Sritex telah mencapai 50 persen dari total penjualan keseluruhan. Di mana penjualan ekspor ini dikirim ke 50 negara. Saat ini, perusahaan tengah mengincar pasar baru yaitu Australia dan Amerika Selatan. Menurut Iwan, Sritex memiliki potensi untuk masuk ke dua wilayah tersebut.
Sementara untuk produk, Sritex akan mengeluarkan produk baru berupa pakaian tahan api untuk petugas pemadam kebakaran. Produk ini akan menyasar pasar luar negeri.
“"Kalau dulu kami bisa produksi yang anti api, sekarang ini benar-benar api utuh seperti tahan api bukan sekadar anti api. Biasanya untuk pemadam kebakaran dan akan kami ekspor," katanya.
Sebagai informasi, pada semester I 2016 perusahaan membukukan kenaikan laba bersih sebesar 6,34 persen menjadi US$32 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$30,09 juta. Sementara, pendapatan perusahaan tumbuh menjadi US$371 juta atau sebesar 5,16 persen dari sebelumnya US$352,79 juta.