Juli 2016, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus US$324,2 Miliar

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 20 Sep 2016 06:11 WIB
Menurut Bank Indonesia, perkembangan utang luar negeri pada Juli 2016 masih cukup sehat. Meskipun, naik 6,4 persen secara tahunan (yoy).
Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga Juli 2016 sebesar US$324,2 miliar atau naik 6,4 persen secara tahunan (year on year). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga Juli 2016 sebesar US$324,2 miliar atau naik 6,4 persen secara tahunan (year on year).

"​BI memandang perkembangan ULN pada Juli 2016 masih cukup sehat. Namun, terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," ujarnya, Senin (19/9).

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia per akhir Juli 2016 didominasi oleh ULN jangka panjang sebesar US$283 miliar atau 87,3 persen dari total ULN. Angka itu tumbuh 8,0 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan Juni 2016 yang sebesar 7,7%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, posisi ULN jangka pendek pada akhir Juli 2016 tercatat sebesar US$41,2 miliar (12,7 persen dari total ULN) atau turun 3,6 persen. Capaian ini lebih dalam dari penurunan Juni 2016 sebesar 3,1 persen.

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta yang mencapai US$164,5 miliar atau 50,7 persen dari total ULN. Posisi ini masih mengalami penurunan 3,4 persen setelah pada bulan sebelumnya turun 3,1persen.

Sementara, sektor publik tercatat sebesar US$159,7 miliar (49,3 persen dari total ULN) atau tumbuh 18,7 persen. Pertumbuhan ini naik dari bulan Juni yang tumbuh 17,9 persen.

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Juli 2016 didominasi oleh sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Keempat sektor ini mengambil porsi 75,7 persen terhadap total ULN swasta.

Apabila pertumbuhan tahunan keempat sektor tersebut dibandingkan dengan Juni 2016, pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas & air bersih tercatat meningkat. Di sisi lain, ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mencatat pertumbuhan negatif.

Ke depan, BI akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Dengan demikian, ULN berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang bisa memengaruhi stabilitas makroekonomi.

Sebelumnya, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengingatkan, pentingnya prinsip kehati-hatian dalam mengelola ULN misalnya dengan melakukan lindung nilai (hedging). Hal ini dimaksudkan agar ULN bisa menjalankan fungsinya untuk membiayai kegiatan produktif dan tidak menggangu kestabilan nilai tukar rupiah.

"Yang selama ini kita jaga adalah penggunaan ULN untuk yang produktif dan didukung oleh hedging sehingga tidak menimbulkan risiko foreign exchange (nilai tukar), " pungkas Agus. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER