Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan menambah luas lahan untuk sektor pertanian guna menunjang produktivitas hasil pertanian, seperti jagung, gula, hingga pengembangan sapi ternak. Namun, terlebih dahulu, pemerintah akan mendata, melakukan pemetaan lahan sesuai kebutuhan tiap-tiap komoditas.
"Dalam satu bulan akan bicarakan konsep awal, seperti melihat kebutuhan dan pendataan lahan, baik untuk tebu, padi, jagung, dan lainnya. Umpamanya, untuk padi 12 juta hektare (ha), nanti dilihat irigasi dan programnya," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Jumat (2/9).
Terkait metode, Rini menyebutkan, pemerintah dapat memanfaatkan teknologi yang ada, misalnya drone untuk memetakan dan mendata lahan yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, pemerintah dapat berkoordinasi dengan Badan Pengkajian, dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memanfaatkan satelit pemantau.
"Badan lnformasi Geospasial (BIG) mempunyai kemampuan melakukan pemetaan dan ke depan tidak ada lagi perbedaan data mengenai luas lahan," kata Bambang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakinkan, saat ini, pemerintah tengah mencari parameter atau perhitungan untuk memaksimalkan ketersediaan lahan penunjang sektor pertanian. Namun, di samping pertanian, pemerintah juga akan menyiapkan lahan untuk pemukiman masyarakat.
"Kami memerlukan metode, pendekatan atau parameter untuk menghitungnya. Bisa dengan menghitung komoditas, kebutuhan per 1.000 penduduk," terang Darmin pada kesempatan yang sama.
Adapun, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memberi contoh. Misalnya, untuk peningkatan hasil pertanian komoditas gula, pemerintah setidaknya membutuhkan lahan seluas 286 ribu ha dengan nilai investasi mencapai Rp37,5 triliun untuk mendirikan pabrik baru.
Contoh lain, untuk membuat pabrik gula existing membutuhkan lahan seluas 490 ribu ha dengan nilai investasi Rp4.745 triliun. Sedangkan, untuk mendirikan pabrik gula rafinasi membutuhkan lahan seluas 380 ribu ha.
Untuk komoditas lain, misalnya jagung, membutuhkan lahan seluas 500 ribu ha dengan nilai investasi mencapai Rp4,1 triliun. Kemudian, untuk pengembangan sapi ternak dibutuhkan lahan mencapai 1 juta ha dengan nilai investasi Rp14 triliun, di mana saat ini sudah ada sembilan investor yang berminat untuk menanamkan investasi.
"Penambahan lahan agar investor tertarik dan segera masuk. Dengan begitu, target produksi dari gula, jagung, dan sapi bisa tercapai," tutur Amran.
(bir)