Jakarta, CNN Indonesia -- Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) optimis target produksi akan mencapai 4 ribu unit alat berat hingga akhir tahun. Padahal, pertengahan tahun lalu, Hinabi sempat merevisi target produksinya menjadi hanya 3.500 unit alat berat.
Optimisme ini berangkat dari mulai meningkatnya permintaan alat berat di sektor tambang. Menurut Ketua Hinabi Jamaluddin, harga komoditas pertambangan yang meningkat belakangan ini telah mengerek permintaan alat berat dalam dua pekan terakhir.
Sebagai informasi, harga batubara sejak pekan lalu bertengger di angka US$70,75 per ton dari pekan sebelumnya US$68 per ton. Tidak hanya itu, harga timah juga telah mencapai puncak tertingginya di tahun ini dengan harga kisaran US$19.700 per ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami semakin optimistis, produksi bisa mencapai 4 ribu unit, harga pertambangan yang meningkat bisa mendorong hal itu untuk terjadi," ujar Jamaluddin kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/10).
Lebih lanjut ia mengatakan, permintaan tersebut setidaknya dapat memperbaiki kinerja kuartal III tahun ini yang diperkirakan tidak lebih baik dibanding tahun lalu. Sebagai gambaran, produksi alat berat selama sembilan bulan terakhir diperkirakan tidak melebihi 2.800 unit.
Jumlah tersebut merupakan pencapaian produksi industri alat berat kuartal III tahun sebelumnya.
"Kondisi kuartal III itu ya masih lesu-lesu saja seperti tahun lalu. Pertambangan saja baru meningkat baru-baru ini. Kuartal III lalu, produksi alat berat bagi konstruksi masih mendominasi kira-kira 50 persennya," kata Jamaluddin.
Pun demikian, pelaku usaha alat berat belum berani kalau harus memasang target yang terlampau optimistis. Sehingga, utilisasi produksi hingga akhir tahun akan tetap sesuai target awal, yaitu 40 persen dari kapasitas terpasang sebanyak 10 ribu unit.
"Angka 4 ribu unit itu adalah angka optimistis. Tahun kemarin saja angkanya tidak sebesar itu," terang dia.
Tahun lalu, produksi alat berat tercatat sebanyak 3.535 unit atau turun 31,65 persen dari tahun sebelumnya 5.172 unit. Sementara itu, produksi alat berat per semester I tahun ini tercatat 1.471 unit atau menurun 35 persen dari capaian tahun sebelumnya 2.256 unit.