Bahana: Pemangkasan Suku Bunga Akan Lanjut Hingga Akhir 2017

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 07:15 WIB
Pasca penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day repo rate kemarin, ruang bagi  pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017.
Pasca penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day repo rate kemarin, ruang bagi pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bahana Securities (Persero) menilai, pasca penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day repo rate kemarin, ruang bagi  pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia kemarin memutuskan untuk memotong suku bunga acuan BI 7-day repo rate sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen. Hal itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi  lebih tinggi ke depan.

"Dengan langkah yang diambil BI hari ini, kami meyakini, ruang bagi  pelonggaran moneter masih akan berlanjut hingga akhir 2017," ungkap Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian, Kamis (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, ruang pelonggaran masih ada selama inflasi stabil rendah hingga akhir tahun, rupiah yang menguat serta neraca perdagangan yang menunjukkan perbaikan.

Bahana memperkirakan inflasi pada tahun ini akan berada di level 3,3 persen, sejalan dengan Bank Indonesia yang memperkirakan inflasi pada tahun ini akan mendekati batas bawah target sasaran inflasi antara 3 persen hingga 5 persen.

Sementara, dari sisi neraca perdagangan, defisit neraca perdagangan yang terburuk sudah terlampaui dan saat ini perdagangan Indonesia memasuki tahapan perbaikan.

Bank Indonesia, dalam statementnya menyatakan, pemulihan ekonomi di Eropa dan India diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, walaupun ekonomi Amerika diperkirakan tumbuh lebih lambat daripada yang diekspektasikan.

"Untuk yang pertama kali setelah beberapa kali RDG, BI menyinggung tentang positifnya perkembangan pertumbuhan di India, ini menandakan adanya beberapa hal positif yang mulai terbangun," kata Fakhrul.

Fakhrul juga mencermati pernyataan BI yang sudah mengganti bahasan tentang perekonomian global menjadi "pemulihan ekonomi global masih berlangsung lambat dan tidak merata".

"Hal ini menunjukkan sesungguhnya ada optimisme yang tengah terbangun dalam perekonomian," imbuhnya.

Data IMF pada Juni  2016 menunjukkan total nilai perdagangan dunia hanya melambat sebesar 3,95 persen secara tahunan, lebih baik dibandingkan posisi Desember 2015 yang melambat sebesar 13,3 persen secara tahunan. Sementara itu, volume perdagangan dunia melambat 3,4 persen secara tahunan, membaik dari posisi Desember yang melambat sebesar 11,4 persen. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER