Dolar AS Perkasa, Harga Minyak Loyo

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2016 09:52 WIB
Dolar AS menyentuh titik tertinggi selama tujuh bulan terakhir. Akibatnya, harga minyak Brent untuk Desember turun US$1,29 per barel menjadi US$51,38 per barel.
Dolar AS menyentuh titik tertinggi selama tujuh bulan terakhir. Akibatnya, harga minyak Brent untuk Desember turun US$1,29 per barel menjadi US$51,38 per barel. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak mentah dunia melemah 2 persen pada Kamis waktu Amerika Serikat (AS) setelah banyak pelaku pasar mengambil untung dari puncak tertinggi harga minyak 2016, yang terjadi Rabu kemarin. Selain itu, penguatan dolar AS terhadap beberapa mata uang juga memicu aksi tersebut.

Seperti dilansir dari Reuters, dolar AS menyentuh titik penguatan tertinggi selama tujuh bulan terakhir, utamanya terhadap Euro setelah Bank Sentral Eropa menahan suku bunga acuan.

Akibatnya, harga minyak Brent untuk bulan Desember menurun US$1,29 per barel menjadi US$51,38 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bukan November melemah US$1,17 per barel dan ditutup di angka US$50,43 per barel. Sedangkan harga WTI untuk kontrak Desember melemah US$1,19 per barel ke angka US$50,63 per barel.

Padahal sebelumnya, harga minyak sempat memuncak setelah Energy Information Administration (EIA) AS menunjukkan bahwa stok minyak dunia turun 5,2 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh berbeda dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,7 juta barel.

Namun, sejumlah pelaku pasar juga mencatat temuan EIA lainnya, di mana penambahan suplai sebesar 2,5 juta barel akan terjadi secara tak terduga di masa depan.

Di samping itu, terdapat pula potensi kegagalan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dalam mengajak Rusia untuk memangkas produksi sesegera mungkin.

Pasalnya, perusahaan minyak pelat merah Rusia, Rosneft malah memprediksi adanya penambahan produksi 4 juta barel per hari, atau 200 juta ton per tahun.

Kendati demikian, harga minyak telah berhasil menanjak 13 persen dalam tiga pekan terakhir setelah OPEC memutuskan untuk memangkas produksi pertama kalinya sejak tahun 2008. (gir/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER