Jakarta, CNN Indonesia -- Harga minyak dunia meningkat 2 persen pada hari Rabu waktu Amerika Serikat (AS) setelah pemerintah melaporkan penurunan persediaan minyak yang turun signifikan pada pekan lalu. Akibatnya, harga minyak capai titik tertinggi selama 15 bulan terakhir.
Seperti dikutip dari
Reuters, data Energy Information Administration (EIA) AS menunjukkan bahwa stok minyak turun 5,2 juta barel pada pekan lalu. Angka ini jauh berbeda dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 2,7 juta barel.
Jumlah ini sangat kontradiktif apabila dibandingkan tahun sebelumnya, di mana stok minyak mentah biasanya meningkat mendekati akhir tahun karena kilang-kilang minyak tengah mengalami perbaikan. Selain itu, kondisi ini juga berlawanan dengan utilisasi kilang AS yang saat ini mencapai 85 persen dari 94 persen di awal September.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minimnya persediaan minyak mentah ini juga didukung oleh turunnya impor minyak AS sebesar 912 ribu barel per hari menjadi 6,47 juta barel per hari. Angka ini tercatat yang terendah sejak November 2015.
Hasilnya, kontrak pembelian minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan November, ditutup menguat US$1,31 per barel ke angka US$51,60 per barel. Bahkan, angkanya sempat menyentuh US$51,93 per barel, yang merupakan puncak tertinggi selama 15 bulan terakhir.
Sementara itu, harga Brent ditutup menguat US$0,99 per barel ke angka US$52,67 per barel.
Sebagai informasi, harga minyak dunia meningkat 15 persen dalam tiga pekan terakhir setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) memutuskan untuk memangkas produksi pertama kalinya sejak tahun 2008.
(gir/gen)