Utang Mengkhawatirkan, S&P Pangkas Rating Sritex

CNN Indonesia
Selasa, 25 Okt 2016 13:10 WIB
S&P menyatakan rencana Sritex untuk membiayai pembangunan pabrik dengan utang dinilai mengkhawatirkan karena arus kas yang tak sepadan.
S&P menyatakan rencana Sritex untuk membiayai pembangunan pabrik dengan utang dinilai mengkhawatirkan karena arus kas yang tak sepadan. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga rating internasional, Standard and Poor's (S&P) memangkas peringkat kredit jangka panjang perusahaan tekstil, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex menjadi B+ dari sebelumnya BB- dengan outlook tetap.

Analis Utama S&P, Eric Nietsch mengatakan, pihaknya juga menurunkan peringkat penerbitan surat utang jangka panjang Golden Legacy Pte. Ltd. yang dijamin oleh Sritex menjadi B+ dari BB-.

Ia menegaskan rating Sritex untuk skala regional Asean di axBB. Eric juga menyatakan S&P menghapus semua peringkat dari CreditWatch, yang memberikan implikasi negatif pada 21 September 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami menurunkan rating Sritex karena percaya bahwa ekspansi yang didanai utang di anak usahanya PT Rayon Utama Makmur (RUM) bisa diterjemahkan sebagai peningkatan risiko di Sritex, di tengah meningkatnya keterkaitan operasional,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (25/10).

Eric menjelaskan, Sritex akan menggunakan produk rayon dari RUM. Adapun pabrik baru di RUM dengan kapasitas 80.000 ton per tahun kemungkinan selesai pada akhir 2016, tetapi pada saat menarik rating, kami memiliki informasi terbatas yang memungkinkan untuk secara memadai menilai tingkat ketergantungan atau isolasi antara RUM dan Sritex.

“Kami memperkirakan bahwa pabrik RUM ini menelan biaya US$ 250 juta dan memahami bahwa sebagian besar biaya didanai utang. Proyek ini kemungkinan akan selesai pada akhir 2016, dengan kemungkinan utang ditarik seluruhnya untuk pabrik tersebut selama beberapa minggu mendatang tanpa arus kas yang sepadan,” kata Eric.

Di sisi lain, Sritex baru saja merilis laporan keuangan dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Perusahaan mampu mencetak laba bersih sebesar US$44,89 juta, dari US$38,3 juta pada periode yang sama 2015.

Sejak awal, perusahaan mampu membukukan kenaikan penjualan bersih menjadi US$498,69 juta dalam sembilan bulan pertama 2016, dari US$465,92 juta. Namun hal itu juga diikuti kenaikan beban pokok menjadi US$394,46 juta, dari US$369,06 juta.

Kendati demikian, Sritex mampu mencatatkan kenaikan laba kotor menjadi US$104,22 juta, dari US$96,85 juta. Setelah dipangkas berbagai beban operasi, perusahaan membukukan laba dari operasi sebesar US$79,6 juta, naik dari US$69,27 juta.

Per 30 September 2016, Sritex mencatatkan aset senilai US$861,89 juta, naik dari US$783,34 juta pada akhir tahun lalu. Sementara, jumlah liabilitas atau kewajiban juga meningkat jadi US$554,52 juta, dari US$506,6 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER