Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan menggelontorkan modal hingga US$180 juta atau setara dengan Rp2,34 triliun (kurs Rp13 ribu per dolar AS) untuk mempercepat investasi di blok Mahakam, sebelum resmi mengambilalih operasi di Wilayah Kerja (WK) tersebut pada 2018.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk mengebor 19 sumur baru. Aktivitas itu melengkapi pengeboran yang dilakukan oleh operator saat ini, Total E&P Indonesie yang berencana mengebor enam sumur pada tahun depan.
Pengeboran ini, lanjutnya, dimaksudkan untuk menjaga produksi blok Mahakam agar tak jatuh pasca masa alih kelola. Berdasarkan data per Jumi 2016, produksi minyak Mahakam tercatat 69.186 barel per hari dan produksi gas sebesar 1.747 MMSCFD per semester I 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Blok Mahakam adalah WK yang sedang mengalami
decline. Kalau
decline ini tidak ada upaya apa-apa, ya
decline-nya akan semakin banyak. Dan
decline ini bisa lebih tertahan kalau kemudian nanti ada
development di beberapa tempat lain yang bisa potensinya naik lagi," jelas Dwi, Selasa malam (25/10).
Ia melanjutkan, dana investasi ini berasal dari kas internal perusahaan dan akan masuk ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017. Selain itu, anggaran ini sudah bisa dimasukkan ke dalam
Work Program and Budget (WP&B) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) 2017, sehingga bisa masuk
cost recovery 2018.
Meski akan menggelontorkan dana, namun pelaksanaan aktivitas migas tetap akan dilakukan oleh Total mengingat kontrak bagi hasil produksi (
Production Sharing Contract/PSC) blok Mahakam belum habis pada 2017.
"Karena secara efektif PSC kami belum berjalan, maka pengeboranya tetap dioperatori oleh Total," jelas Dwi.
Sementara itu, President and General Manager Total, Hardy Pramono beharap aktivitas pengeboran ini bisa mempertahankan produksi minyak bumi di kisaran 50 ribu barel per hari dan gas di angka 1.400 hingga 1.500 MMSCFD.
Lebih lanjut ia menuturkan, kesinambungan produksi ini merupakan hal yang prioritas ketimbang memutuskan lanjut atau tidaknya keikutsertaan perusahaan di dalam hak partisipasi (Participating Interest/PI) blok Mahakam.
Sesuai dengan
Terms and Condition pasca 2017, Pertamina bisa memberikan hak partisipasi minoritas kepada Total dan mitranya, Inpex Corporation maksimal 30 persen.
"Yang paling prioritas adalah bagaimana kami mengamankan produksi, terutama di masa alih kelola ini kepada Pertamina. Karena yang paling penting adalah bagaimana menjaga
decline rate seminimum mungkin," ujarnya.
Investasi Pertamina di blok Mahakam bisa dimungkinkan setelah pemerintah menyetujui PSC baru blok Mahakam, Selasa 24 Oktober 2016. PSC ini merupakan amandemen dari kontrak lama yang ditandatangani 29 Desember 2015.
(ags)