Jakarta, CNN Indonesia -- Kecemasan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan perlambatan pertumbuhan kredit perbankan agaknya mulai terasa. Tengoklah, kredit bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai mengendur, setelah sempat mendaki semester I lalu.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, misalnya, membukukan kredit Rp603,5 triliun atau naik 16,30 persen pada kuartal III 2016 ketimbang periode yang sama tahun lalu. Padahal, pada semester I 2016, kredit BRI meningkat 17,3 persen.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mencetak pertumbuhan kredit paling tinggi di antara bank-bank pelat merah lainnya, yaitu 23,7 persen pada paruh pertama tahun ini, juga hanya membukukan kredit sebesar Rp372,0 triliun atau naik 21,1 persen pada September 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertumbuhan kredit kuartal ketiga ini tidak lebih tinggi dibandingkan dengan semester I 2016. Jelang akhir tahun, memang trennya kredit lebih perlahan,” terang Ahmad Baiquni, Direktur Utama BNI kepada
CNNIndonesia.com, belum lama ini.
Selain itu, sambung dia, penyaluran kredit pada paruh pertama tahun lalu kurang ekspansif. Hal in dikarenakan perseroan mengambil langkah-langkah konservatif demi memperkuat fundamental keuangannya, terutama dalam kondisi perlambatan ekonomi nasional.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga mengalami hal serupa. Bank yang fokus pada penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) ini cuma membukukan pertumbuhan kredit 16,86 persen pada kuartal ketiga ini atau lebih rendah ketimbang semester I lalu yang sebanyak 18,39 persen.
Berdasarkan catatan
CNNIndonesia.com, pertumbuhan kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk konsisten menanjak. Yakni, dari 10,51 persen pada semester I 2016, lalu mendaki lagi sebesar 11,50 persen per September 2016.
Kartika Wirjoatmojo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, kredit mikro berkontribusi paling tinggi dengan pertumbuhan mencapai 16,7 persen. Disusul oleh kredit korporasi sebesar 14,3 persen, serta kredit konsumer yang naik 13,5 persen.
Khusus untuk kredit korporasi, lanjut dia, sektor infrastruktur menyerap penyaluran kredit Bank Mandiri sebesar Rp51,3 triliun. Antara lain, untuk mendanai proyek jalan tol, pembangkit tenaga listrik, dan pembangunan bandara, kereta api, termasuk telekomunikasi.
 Kinerja kuartal III 2016 bank pelat merah Indonesia. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia). |
OJK PesimistisDi awal tahun ini, OJK memproyeksikan kredit industri bank umum bisa tumbuh hingga 14 persen. Hingga akhir September 2016, OJK bahkan masih enggan merevisi pertumbuhan tersebut.
Namun belakangan, Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengungkapkan, pencapaian kredit bank umum hingga akhir tahun ini akan meleset dari Rencana Bisnis Bank (RBB).
“Setelah evaluasi RBB, saya prediksi, pertumbuhan kredit berkisar 6-8 persen,” imbuh dia.
Proyeksi tersebut turun jauh dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang menyentuh 10,1 persen. Tetapi, ia menuturkan, OJK selaku regulator bakal berupaya mendongkrak peran intermediasi perbankan dengan mengedepankan prinsip bisnis yang sehat, serta manajemen risiko yang baik.
Sementara itu, sebelumnya, bank sentral sudah lebih dulu menurunkan target pertumbuhan kredit perbankan. Yaitu, dari 10-11 persen menjadi hanya 7-9 persen. Prediksi BI tersebut berkaca pada laju pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.
(gir/gen)