Target SBN Rp596 T, Global Bond Diagendakan Terbit Januari

Safyra Primadhita | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 13:07 WIB
Sekitar 20-25 persen dari target bruto lelang obligasi negara tahun depan (Rp596,8 triliun) dalam bentuk obligasi dolar, euro, dan yen.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan mengungkapkan, target bruto penerbitan obligasi negara tahun depan sebesar Rp596,8 triliun. (Dok. Kemenkeu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah akan melelang surat utang sebesar Rp596,8 triliun pada tahun depan. Target bruto penerbitan obligasi negara itu sebagian besar untuk menambal defisit fiskal, yang direncanakan sebesar Rp330,2 triliun atau 2,41 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Rencana pembiayaan 2017 itu lebih rendah dibandingkan dengan target bruto penerbitan obligasi negara tahun ini, yang mencapai Rp628 triliun.

"Tahun depan SBN gross itu Rp596,8 triliun.  Nettonya Rp399,9 triliun," tutur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan di kantor pusat Kementerian Keuangan, Kamis (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Robert, sekitar 20-25 persen dari total SBN yang akan diterbitkan tahun depan akan berupa obligasi valuta asing, dengan denominasi dolar Amerika Serikat, euro, dan yen.

"Komposisi penerbitan SBN valas tahun 2017 komposisinya mirip dengan tahun ini yaitu antara 20-25 persen dari penerbitan SBN bruto sehingga dengan ini exposure kita dari utang valas saat ini yang di atas 40 persen sedikit bisa berkurang," ujarnya.

Soal jadwal penerbitan SBN, Robert masih enggan membocorkan karena masih harus melihat kondisi pasar.  Namun untuk SBN valas, ia memastikan prioritas utama adalah obligasi dolar AS (global bond), baru kemudian obligasi euro dan yen.

Dalam wawancara terpisah, Robert mengungkapkan, paling cepat pemerintah menerbitkan global bond pada Januari 2017 atau setelah Bank Sentral AS (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya.  Kalangan analis dan pelaku pasar meramalkan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga pada Desember tahun ini.

"Kalau The Fed sudah menaikkan tingkat bunga, maka sudah memberikan kepastian pada pasar dan bisa membuat likuditas membanjir di pasar dan hasilnya imbal hasil obligasi AS turun," kata Robert. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER