Modalku Lebarkan Sayap Bisnis Fintech ke Malaysia

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 07 Nov 2016 19:05 WIB
Modalku sudah mengantongi izin dari otoritas setempat dan bisa segera beroperasi sebagai platform peer to peer lending pertama di negeri Jiran.
Modalku, perusahaan layanan keuangan berbasis teknologi (fintech), mulai melebarkan sayap bisnisnya ke negeri Jiran melalui Funding Societies Malaysia (Modalku Ventures Sdn Bhd). Upaya ekspansi ini telah mendapatkan restu dari badan regulasi keuangan Securities Commision Malaysia. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari).
Jakarta, CNN Indonesia -- Modalku, perusahaan layanan keuangan berbasis teknologi (fintech), mulai melebarkan sayap bisnisnya ke negeri Jiran melalui Funding Societies Malaysia (Modalku Ventures Sdn Bhd). Upaya ekspansi ini telah mendapatkan restu dari badan regulasi keuangan Securities Commision Malaysia.

Modalku bisa segera beroperasi sebagai platform peer to peer lending pertama yang menghubungkan usaha kecil dan menengah (UKM) Malaysia dengan pencari alternatif investasi.

"Dengan ekspansi ini, UKM Malaysia juga akan mendapatkan pinjaman terjangkau dengan proses online yang cepat dan mudah. Sementara, pemberi pinjaman akan memperoleh alternatif investasi dengan tingkat pengembalian yang aman dan tinggi," ujar Chief Executive Office Funding Societies Malaysia Kah Meng Wong dalam siaran persnya, Senin (7/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wong menilai, tantangan yang dihadapi UKM Malaysia mirip dengan tantangan yang ada di Indonesia. Yaitu, keterbatasan aset yang dimiliki UKM Malaysia, sehingga sering kali tidak mencapai kriteria jaminan bank dan lembaga keuangan lainnya.

Tidak cuma itu, proses aplikasi pinjaman dinilai terlampau panjang, dan pencairan dana yang relatif memakan waktu 2-3 bulan setelah aplikasi disetujui.

Funding Societies Malaysia melansir, UKM negeri Jiran yang memiliki akses ke pinjaman bank masih di bawah 60 persen dengan UKM yang tidak memiliki akses ke layanan keuangan mencapai 38 persen. Padahal, UKM Malaysia menyediakan pekerjaan bagi 58 persen dari populasi.

"UKM lebih membutuhkan kredit jangka pendek yang mudah. Keterbatasan akses pinjaman bagi UKM Malaysia sangat disayangkan, karena mereka memberi kontribusi besar bagi masyarakat," jelasnya.

Di sisi lain, investor juga menghadapi permasalahan. Tingkat pengembalian instrumen investasi, seperti deposito, terlalu rendah. Instrumen dengan tingkat pengembalian tinggi (return) membutuhkan komitmen jangka panjang dan kerap datang dengan biaya administrasi yang tinggi.

Menurut Wong, tidak mudah untuk mencari alternatif memarkirkan dana yang dapat diandalkan dengan tingkat pengembalian yang relatif tinggi. Makanya, Modalku ikut menggarap pangsa pasar Malaysia.

Sebagai tahap awal, Modalku Malaysia menawarkan produk pinjaman sebesar RM500.000 atau setara Rp 1,5 Miliar. Jumlah ini dianggap tepat bagi UKM, yang memiliki kebutuhan pinjaman lebih besar dari pinjaman mikro, namun lebih kecil dari pinjaman korporasi.

Di Indonesia sendiri, Modalku telah menyalurkan Rp156 miliar dalam pinjaman jangka pendek, dan invoice financing untuk mengembangkan lebih dari 200 UKM berpotensi. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER