Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa saham Wall Street sepanjang perdagangan Selasa (8/11) waktu setempat menguat, seiring dengan optimisme pasar atas kemenangan Hillary Clinton melawan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 73,14 poin (0,4 persen) ke level 18.332, sedangkan S&P500 ditutup menguat 8,04 poin (0,38 persen) ke level 2.139. Sementara Nasdaq Composite naik 27,32 poin (0,53 persen) menjadi 5.193.
Saham S&P500 sendiri telah naik 2,6 persen, sejak FBI mengumumkan bahwa tidak akan mengajukan tuntutan terhadap Clinton atas kasus email pribadinya yang semula diduga tersangkut kasus kriminal. Hal tersebut dilihat sebagai peluang Clinton untuk mendapatkan banyak dukungan di tempat pemungutan suara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data perusahaan VoteCastr, perusahaan yang memberikan informasi pilpres secara
real time, menunjukkan Clinton unggul daripada Trump di kawasan Florida. Berkat data itu, harga saham di Wall Street naik lebih tinggi dari biasanya meski tak sedikit pula yang mempertanyakan mengenai keakuratan data tersebut.
"Taruhan pasar bahwa kemenangan Clinton akan mengangkat kondisi ketidakpastian yang dihadapi selama dua minggu terakhir," ungkap Direktur Perdagangan Ekuitas Wedbush Securities, dikutip dari Reuters, Rabu (9/11).
Tak hanya bursa saham Wall Street, mayoritas indeks saham Asia juga ditutup menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Kospi di Korea Selatan naik sebesar 0,29 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 0,47 persen. Namun, indeks Nikkei225 di Jepang mengalami koreksi sebesar 0,03 persen.
Sementara, untuk perdagangan dalam negeri sendiri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup positif. Indeks naik 84,47 poin (1,56 persen) ke level 5.470 setelah bergerak di antara 5.407-5.476.
Menurut analis BNI Securities Richard Jerry, kenaikan IHSG tersebut didukung oleh meningkatnya prediksi kemenangan Hillary Clinton dalam pilpres AS.