Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen rokok asal Kediri, Jawa Timur, PT Gudang Garam Tbk telah menaikkan harga rokok keluaran pabrik (ex-factory) untuk kali ketiganya tahun ini.
Riset Mandiri Sekuritas mencatat adanya kenaikan harga tersebut, tetapi di sisi lain menyatakan pertumbuhan volume tidak akan banyak karena kenaikan harga saat ini lebih bertahap.
“Kenaikan harga itu dapat dilihat sebagai langkah positif karena kenaikan harga terbesar dilakukan pada produk yang memiliki kinerja penjualan terbaik dengan keuntungan lebih sedikit, yaitu Pro Mild,” ujar analis Mandiri Adrian Joezer, dikutip Kamis (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, kenaikan harga itu bukanlah sebuah kejutan karena kenaikan harga ritel yang terjadi belakangan sebesar 6,6 persen sejak awal tahun ini hingga Oktober, lebih rendah dibandingkan dengan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) sebesar 11,4 persen, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) sebesar 11,5 persen, dan Djarum sebesar 6,8 persen.
“Kami menilai ada ruang untuk kenaikan harga sebelum akhir 2016. Kami masih menetapkan kembali rekomendasi membeli saham dengan target harga Rp75.500, yang mencerminkan valuasi rasio harga saham per laba pada 2017 sebesar 20 kali,” jelas Adrian.
Sebelumnya, Gudang Garam mendirikan anak usaha di lini bisnis investasi dengan modal awal Rp100 miliar.
Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman mengatakan, berdasarkan akta notaris Sudarti Budiono SH di Kediri, pada 24 Oktober 2016, perseroan mendirikan anak perusahaan dengan nama PT Surya Dhoho Investama yang bergerak dalam bidang usaha investasi.
“Modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan sebesar Rp99,99 miliar atau setara 99.999 lembar saham dengan harga nominal sebesar Rp1 juta per lembar saham,” ujarnya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, awal Oktober lalu.
Jumlah itu, lanjutnya, mencerminkan 99,99 persen dari total modal disetor dan ditempatkan Surya Dhoho Investama sejumlah Rp100 miliar. Heru mengklaim, pendirian anak perusahaan tersebut tidak memiliki benturan kepentingan dengan perseroan.
“Kami mengharapkan dengan pendirian anak perusahaan tersebut dapat menunjang core bisnis perseroan,” kata Heru.
Gudang Garam mencatatkan peningkatan kinerja keuangan dalam sembilan bulan awal 2016. Perusahaan meraup laba bersih sebesar Rp4,6 triliun, naik 12,03 persen dari Rp4,1 triliun di periode yang sama 2015.
Berdasarkan laporan keuangan Gudang Garam, perusahaan mengantongi pendapatan Rp56,21 triliun sejak awal tahun ini hingga akhir September, menanjak 10,19 persen dari Rp51,01 triliun dari periode yang sama 2015.