BEI: Kekhawatiran Hasil Pemilu Amerika Serikat Mulai Reda

Christine Novita Nababan | CNN Indonesia
Kamis, 10 Nov 2016 16:03 WIB
Laju bursa saham global yang juga bergerak menguat setelah tertekan pada Rabu kemarin, menandakan pelaku pasar global mulai optimis.
Ilustrasi perdagangan bursa di Bursa Efek Indonesia. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan kekhawatiran pasar terhadap hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) hanya sementara. Sebagai bukti, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bergerak ke area positif setelah sempat rontok 1,03 persen atau turun 56,36 poin, pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (9/11).

"Indeks BEI mulai naik kembali. Artinya, kekhawatiran pasar terhadap hasil pemilu AS sementara," ujar Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, seperti dilansir Antara, Kamis (10/11).

Menurut dia, laju bursa saham global yang juga bergerak menguat setelah mengalami tekanan pada Rabu kemarin, menandakan pelaku pasar global juga mulai optimistis terhadap hasil pemilu presiden AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengharapkan, investor lokal dapat memanfaatkan momentum dengan melakukan akumulasi beli terhadap saham yang harganya telah mengalami tekanan akibat sentimen dari pemilu presiden Amerika Serikat.

"Inilah saatnya untuk masuk ke pasar. Pada saat market turun dan panik, di situlah kesempatan muncul," katanya.

Apalagi, lanjutnya, sentimen positif juga didukung dari ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini yang mencatatkan pertumbuhan serta kinerja perusahaan tercatat atau emiten yang positif.

"Saya melihat dari dalam negeri tidak ada yang dikhawatirkan, justru Indonesia sangat kondusif," terang Alpino.

Terpantau pada pukul 15.20 WIB, IHSG BEI pada Kamis (10/11) bergerak menguat 61,39 poin atau 1,13 persen menjadi 5.475,71 poin. Sementara, pada sesi siang bergerak menguat 1,05 persen ke posisi 5.470,97 poin.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menuturkan, pelemahan IHSG pada Rabu (9/11) lebih disebabkan faktor psikologis ketika hasil pemilu presiden AS di luar perkiraan pasar.

"Ada sedikit hilang kepercayaan di pasar ketika Donald Trump menang. Hasil ekonomi kita sebenarnya bagus, tetapi saat ini psikologis pasar yang sedang bermain, bukan faktor fundamental ekonomi kita. Namun, efek psikologis itu hanya sebentar," katanya. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER