Cemas Rupiah Loyo, IHSG Diramalkan Melemah

Dinda Audriene | CNN Indonesia
Jumat, 11 Nov 2016 08:50 WIB
Harga obligasi AS yang anjlok mengerek ekspektasi inflasi dan rencana kenaikan suku bunga. Membuat rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS.
Harga obligasi AS yang anjlok mengerek ekspektasi inflasi dan rencana kenaikan suku bunga. Membuat rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak veariatif cenderung terkoreksi pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (11/10), akibat kekhawatiran pelemahan rupiah.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, pasar saham global tadi malam bergerak bervariasi. Ia merinci, indeks saham utama di Uni Eropa Eurostoxx terkoreksi 0,32 persen di 3.046,59.

Sementara di Wall Street, indeks Dow Jones mencapai level tertinggi baru di 18.807,88 atau menguat 1,2 persen, sedangkan indeks S&P menguat tipis 0,2 persen di 2.167,48, dan indeks Nasdaq melemah 0,8 persen di 5.208,80 akibat kekhawatiran kebijakan baru di sektor teknologi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indeks saham Dow Jones berhasil mencapai level tertinggi baru dipicu optimisme pasar atas rencana Trump meningkatkan belanja pemerintah di infrastruktur yang mendorong penguatan harga komoditas baja, tembaga, dan logam," ungkap David, Jumat (11/10).

Namun, harga obligasi AS anjlok karena kekhawatiran meningkatnya inflasi. Ekspektasi kenaikan inflasi ini, terang David, akan semakin membuka ruang bagi The Fed untuk menaikkan tingkat bunganya. Sehingga, pergerakan nilai tukar rupiah akan terkena dampaknya.

Adapun, IHSG berhasil bangkit (rebound) pada perdagangan kemarin ke level 5450,306 atau menguat 35,985 poin (0,66 persen). Saham-saham pertambangan dan infrastruktur menjadi motor penguatan IHSG pada perdagangan kemarin, sedangkan saham sektor konsumsi cenderung dilanda aksi ambil untung.

Hari ini, David memprediksi IHSG cenderung terkoreksi akibat kekhawatiran pelemahan rupiah. Meski begitu, saham-saham berbasiskan komoditas terutama logam masih berpeluang melanjutkan penguatannya.

Namun, sektor yang sensitif dengan nilai tukar dan tingkat bunga akan cenderung dilanda aksi ambil untung.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.410 dan resisten di 5.480 cenderung koreksi," jelas David.

Sementara, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG melanjutkan penguatannya seiring dengan laju IHSG yang terus berusaha bergerak meninggalkan rentang konsolidasinya. Ia memprediksi IHSG bergerak dengan rentang support 5.389 dan resisten 5.502.

"Level support 5.389 terlihat teruji dengan baik, potensi pergerakan akan dapat menembus resisten level 5.502 dalam beberapa waktu mendatang selama kondisi perekonomian dapat terjaga dengan stabil," papar William dalam risetnya. (gir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER