Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi likuiditas yang diprediksi mengetat jelang Desember nanti mendorong sejumlah perbankan untuk berlomba-lomba mencari dana segar. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan bank-bank agar tidak membunyikan genderang perang dengan menaikkan suku bunga deposito.
"Karena satu dan lain hal, pencarian dana dilakukan mendukung kinerja permintaan kredit yang diprediksi melonjak di akhir tahun. Jadi, dia perlu likuiditas. Tapi, jangan sampai menaikkan bunga (deposito) lah. Kan sekarang kecenderungannya menurun," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, akhir pekan lalu.
Muliaman mengungkapkan, menaikkan bunga deposito menjadi cara ampuh bagi bank menarik minat nasabah untuk memarkir uangnya di bank tertentu. Uang yang disetor nasabah tersebut nantinya akan disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk kucuran kredit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dilihat secara umum satu per satu mungkin saja ada bank yang sedang
missmatch dananya, tapi kami yakinkan
overall likuiditas masih banyak," terang Muliaman.
Kondisi suku bunga deposito maupun kredit memang tengah dalam tren penurunan beberapa bulan ini sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI). Hingga September, BI mencatat suku bunga kredit turun menjadi 12,23 persen dari 12,31 persen pada Agustus 2016.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan masing-masing turun dari 6,67 persen, 6,94 persen, 7,41 persen, dan 7,74 persen pada Agustus 2016 menjadi 6,63 persen, 6,84 persen, 7,31 persen, dan 7,66 persen pada September 2016.
(bir)