Tambang Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Seribu

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Senin, 14 Nov 2016 12:15 WIB
Perusahaan tambang yang beroperasi di Kepulauan Seribu cuma CNOOC. Tetapi, kontribusinya mencapai 77 persen dari pendapatan kabupaten itu.
Salah satu objek pulau wisata di Kepulauan Seribu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja).
Jakarta, CNN Indonesia -- Atraksi wisata dan hasil laut ternyata bukan motor penggerak perekonomian wilayah Kepulauan Seribu. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), justru sektor pertambangan yang berkontribusi hingga 77 persen terhadap pendapatan salah satu kabupaten di DKI Jakarta tersebut.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Fadjar Majardi mengungkapkan, usaha pertambangan inilah yang kemudian menahan laju pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Seribu. Sejak tahun 2012 lalu, pertumbuhan ekonomi Kepulauan Seribu sangat rendah, yakni di bawah 1 persen.

"Kontraksi lapangan usaha pertambangan, yang memiliki pangsa pasar 77 persen itu, diprediksi sebagai penyebabnya," tutur Fadjar di Kepulauan Seribu, kemarin (13/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tengok saja, kilang minyak yang dikelola oleh China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), Ses Ltd di Pulau Pabelokan, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Saat ini, produksi minyak dan gasnya terus melorot, sehingga tak dapat menopang perekonomian Kepulauan Seribu.

Nah, karena kontribusinya yang besar itulah, perlambatan bisnis CNOOC ikut memengaruhi laju pertumbuhan perekonomian Kepulauan Seribu. Menurut Fadjar, Kepulauan Seribu berkontribusi 0,2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi, yaitu DKI Jakarta.

Karenanya, Fadjar menyarankan, agar pemerintah turut menggenjot ekonomi Kepulauan Seribu melalui aktivitas ekonomi berbasis masyarakat, seperti industri pariwisata. Ia mencontohkan, 110 pulau di Kepulauan Seribu bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.

Pulau-pulau itu terdiri dari 11 pulau pemukiman, antara lain, Pramuka dan Tidung, 5 pulau cagar alam, seperti Bokor dan Kotok. Tidak cuma itu, di Kepulauan Seribu juga terdapat 6 pulau bersejarah di antaranya, Onrust dan Cipir, serta 6 pulau resort lain, seperti Pantara dan Putri, termasuk 51 pulau pribadi.

Pulau-pulau itu sangat berpotensi menarik wisatawan. Pasalnya, kata Fadjar, Jakarta sudah memiliki modal awal dengan menjadi pangsa pasar kedua terbesar kedatangan orang asing, setelah Bali. Rata-rata orang asing itu tinggal di Jakarta selama dua hari dengan tujuan untuk bisnis. Sementara, Bali mampu membuat orang bertahan selama 3,48 hari.

"Pemerintah harus bisa memanfaatkan orang-orang yang berbisnis itu untuk sekalian berwisata. Karena, sektor maritim ini yang bisa menambah lamanya orang menginap. Ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi," imbuh dia.

Menurut Kepala Humas BI Perwakilan DKI Jakarta Rizky Utama, pemerintah harus bisa meningkatkan kualitas SDM agar mampu menjadi guide profesional. Pemerintah juga harus menyediakan infrastruktur transportasi yang mumpuni. Saat ini, akses transportasi ke Kepulauan Seribu dinilai mahal.

"Misalnya, ke Pulau Pantara, Rp700 ribu minimal lima orang, kalau sendiri sama dengan Rp3,5 juta. Orang kelas menengah saja berat," terang Rizky.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk menyediakan fasilitas keuangan di Kepulauan Seribu. Saat ini, hanya ada satu kantor bank yang terdapat di Pulau Pramuka, yaitu Bank DKI dan kapal bank berjalan milik BRI.

Rizky melanjutkan, promosi untuk menarik wisatawan juga harus ditingkatkan. Hal itu yang bertolak belakang dengan anggaran promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta yang terus menurun sejak 2014 hingga saat ini. Anggaran promosi tahun 2014 mencapai Rp199,2 miliar turun drastis menjadi Rp71,5 miliar di 2015. Dan hanya Rp10 miliar pada 2016.

Untuk promosi pariwisata itu, BI mengusulkan, pemerintah menggunakan konsultan internasional. Alasannya, kata Fadjar, agar bisa mengetahui kebutuhan wisatawan mancanegara, seperti promosi dan pemesanan tiket.

Konsultan ini diharapkan bisa memperbaiki komentar negatif dari dunia internasional tentang Kepulauan Seribu yang ada di referensi wisata di dunia maya, seperti Trip Advisor.

Fadjar menambahkan, wisatawan mancanegara menjadi target pariwisata Indonesia untuk menambah devisa Indonesia. Tahun ini, pemerintah Indonesia menargetkan mendapatkan pemasukan dari wisatawan asing sebesar Rp170 triliun.

Nah, Kepulauan Seribu menjadi satu di antara 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia yang diharapkan bisa meraup 12 juta wisatawan mancanegara. (bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER