Kadin Sesumbar Suku Bunga Acuan Bakal Turun Lagi

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 16 Nov 2016 14:17 WIB
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai hal itu dipicu oleh perkiraan rendahnya tingkat inflasi hingga akhir tahun.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai hal itu dipicu oleh perkiraan rendahnya tingkat inflasi hingga akhir tahun. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meramal Bank Indonesia (BI) bakal kembali memangkas suku bunga acuannya, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI 7DRR), pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2016. Hal itu dipicu oleh perkiraan rendahnya tingkat inflasi hingga akhir tahun.

"Kalau dilihat dari segi inflasi kan akhir tahun ini bisa di bawah hanya 3 persen, jadi ada ruang untuk menurunkan BI 7-Days Reverse Repo Rate. Menurut saya, mestinya bisa diturunin," tutur Ketua Dewan Kadin Rosan P Roeslani saat ditemui di Rapat Koordinasi Nasional Kadin Bidan Perhubungan di Graha CIMB Niaga, Rabu (16/11).

Menurut Rosan, transmisi turunnya suku bunga acuan BI hingga perbankan memangkas suku bunga pinjamannya perlu waktu. Meskipun demikian, kata Rosan, sudah ada beberapa bank yang mulai menurunkan suku bunga kreditnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suku bunga acuan memang diturunin tetapi perbankan menurunkan [suku bunga kredit] agak lambat. Kalau BI 7Days Reverse Repo Rate turun, tetapi suku bunga pinjaman tidak turun mengikuti, ya itu agak sia-sia juga," ujarnya.

Sebagai informasi, pada RDG bulan lalu, BI menurunkan BI-7DRR sebanyak 25 basis poin (bps) dari semula 5 persen menjadi 4,75 persen. Dengan demikian sepanjang tahun ini, BI sudah enam kali menurunkan suku bunga acuan dengan akumulasi besaran 150 basis poin.

Pelonggaran moneter juga berlaku bagi suku bunga deposit facility (DF) yang turun 25 bps dari 4,25 persen menjadi 4 persen, dan suku bunga lending facility (LF) yang turun 25 bps dari 5,75 menjadi 5,5 persen yang efektif per 21 Oktober 2016.

Sementara, penetapan suku bunga acuan bulan ini baru akan diumumkan esok hari, Kamis (17/11).

Di sisi lain, perkiraan Kadin tersebut dinilai tidak menimbang risiko yang datang dari pasar global. Hal itu dipicu rencana kebijakan presiden AS yang baru terpilih, Donald Trump.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebutkan, Indonesia perlu mewaspadai potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) di era kepemimpinan Donald Trump.

"Saya melihat sepertinya The Fed tidak menaikkan suku bunga di akhir Desember. Tapi kalau Trump betul-betul menjalankan (kebijakannya), membuat suku bunga (berpotensi) meningkat," ungkap Chatib dalam UOB Economic Outlook. (gir/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER