Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tak khawatir kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) PT Pertamina jenis Pertamax dan Pertamax Plus bakal menaikkan ongkos logistik dan menggerus daya beli masyarakat.
“Kalau kenaikan harga Pertamax, kami tidak khawatir, karena selama ini sudah mengikuti harga pasar dunia,” tutur Ketua Umum Apindo Hariyadi B Sukamdani, saat ditemui di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (17/11).
Selain itu, menurut Hariyadi, harga BBM keluaran Pertamina juga masih di bawah harga BBM keluaran pesaingnya, diantaranya Total dan Shell.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Harga Pertamax sekarang juga masih lebih rendah dibandingkan harganya dulu, waktu harga minyak belum turun,” jelas Hariyadi.
Secara terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar tidak akan mengikuti penyesuaian harga pertamax yang dilakukan oleh Pertamina.
"Tidak ada penyesuaian [harga premium dan solar]. tetap harganya," kata Jonan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina, per Kamis (16/11) lalu, melakukan penyesuaian harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Plus hingga Rp250 per liter untuk menyesuaikan dengan tren harga minyak mentah dunia.
Dengan kenaikan tersebut, perubahan harga Pertamax di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan sekitarnya yang sebelumnya dibanderol Rp7.350 per liter, mulai hari ini menjadi Rp7.600 per liter. Sedangkan Pertamax Plus dari semula Rp8.250 per liter menjadi Rp8.400.
(gir)