Jakarta, CNN Indonesia -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meyakinkan tak akan ada pengusaha yang melakukan penarikan uang dalam jumlah besar secara keseluruhan di bank atawa rush money pada 25 November 2016 nanti.
Gerakan rush money atawa populer di sosial media sebagai #RushMoney2511 diinisiasi oleh kelompok tertentu sebagai protes atas sikap pemerintah terkait kasus penistaan agama oleh Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Thahaja Purnama (Ahok).
Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani mengklaim, telah mengimbau pengusaha Indonesia untuk tidak terhasut dalam gerakan #RushMoney2511. Ia mengaku, sebelumnya, sudah bertanya kepada anggotanya soal hasutan untuk mengeringkan dana di bank tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janganlah. jangan seperti itu. Saya tanya kepada teman-teman pengusaha tidak ada. Saya yakin nggak ada, nggak bakal ada," tegas Rosan, Senin (21/11).
Menurut Rosan, aksi rush money hanya akan merusak perekonomian. Seperti diketahui, aksi tersebut menghasut masyarakat untuk menarik uangnya paling sedikit Rp2 juta yang ada di rekening bank masing-masing. Aksi ini ditargetkan dilakukan oleh lima juta orang.
"Kan itu juga menurut saya nggak benar. Merusak semuanya. Janganlah melakukan hal-hal seperti itu," imbuh dia.
Selain itu, Rosan juga yakin, demo lanjutan dari aksi 4 November yang akan digelar pada 25 November mendatang tak akan memengaruhi investor asing untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Hal ini dikarenakan, Kadin telah melakukan diskusi dengan investor asing terkait demo tersebut.
"Saya sudah datangi satu-satu investor asing yang sudah investasi di sini, kepada para pengusaha nasional yang sudah investasi juga mereka nggak mengubah investasinya karena pabrik mereka juga nggak di Jakarta, demo kan di Jakarta saja," katanya.
Secara terpisah, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad memastikan aksi tersebut hanya isapan jempol. "Nggak ada. Rush money nggak ada," pungkasnya.
(bir)