Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Badan Layanan Umum (BLU) memiliki kemampuan untuk bergerak lincah di tengah perkembangan zaman. Pengelola BLU diharuskan kreatif dan inovatif dalam menggunakan asetnya semaksimal mungkin.
"Kami berharap, dengan fleksibilitas dan aset yang dimiliki, BLU memiliki kemampuan untuk bergerak lincah, kreatif, dan inovatif," ujar Sri Mulyani di sela Rapat Koordinasi Nasional BLU di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Selasa (22/11).
Menurut dia, BLU merupakan suatu bentuk reformasi di dalam pengelolaan keuangan dan kekayaan negara, di mana pengelolaannya bisa dilakukan lebih fleksibel, namun akuntabel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini berbeda apabila anggaran pemberian layanan terkait langsung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di mana penggunaannya lebih terikat oleh aturan dan tahun anggaran tertentu.
Kelebihan itu, lanjut Sri Mulyani, seharusnya bisa menjadi modal bagi pengelola BLU untuk bisa lebih memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Jangan sampai, pengelola BLU hanya memberikan layanan publik ala kadarnya lantaran kelewat berlindung pada APBN.
Kinerja BLU juga sangat ditentukan oleh Kementerian/Lembaga yang merupakan orangtua teknis dari BLU. Oleh karenanya, K/L terkait harus memiliki kompetensi dan tanggungjawab untuk menetapkan kinerja dari sisi kualitas tingkat pelayanan umum dan tata kelola BLU di bawahnya.
Sebagai informasi, selama satu dekade terakhir, di lingkungan pemerintah pusat telah terbentuk 182 BLU di 22 Kementerian/Lembaga. Secara rata-rata, pendapatan BLU tumbuh sekitar 10-12 persen per tahun.
Lebih dari 90 persen jumlah BLU tersebut memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan, sisanya memberikan pelayanan untuk mendukung kemampuan finansial koperasi, usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM), dukungan pengembangan industri, pemasyarakatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi, dan pengelolaan kawasan untuk percepatan pengembangan investasi.
(bir/gen)