Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal menggelar lelang Surat Berharga Negara (SBN) terakhir untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016 pada Selasa, 6 Desember 2016 mendatang.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, pemerintah masih memperhatikan kondisi pasar sebelum mengumumkan besaran target indikatif.
Berdasarkan pengamatannya, pelaku pasar berada di fase wait and see perkembangan ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih melihat berapa nanti targetnya," tutur Loto saat ditemui di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Senin (21/11) malam.
Selain untuk pembiayaan tahun ini, besar kemungkinan sebagian hasil lelang untuk pembiayaan anggaran awal tahun depan (prefunding).
Pasalnya, sisa pembiayaan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan penerbitan SBN bruto sepanjang tahun ini cuma Rp6,2 triliun dari total Rp654,36 triliun. Dengan catatan, defisit fiskal akhir tahun ada di level 2,7 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
"Kalau misalnya, nanti dianggap permintaan dari lelang kuat, Rp6,2 triliun untuk pemenuhan pembiayaan tahun ini dan sisanya kami koordinasikan. Seharusnya, bisa sih sisa lelang dicatatkan sebagai bagian dari prefunding," jelas Loto.
Hingga saat ini, lanjut dia, pemerintah masih membuka opsi untuk menyerap prefunding dari pasar domestik maupun global. Diperkirakan, total kebutuhan prefunding untuk membiayai anggaran tahun depan sebesar Rp40 triliun.
Tahun lalu, strategi prefunding dilakukan pemerintah dengan menerbitkan SBN sekitar Rp63,5 triliun yang atas penerbitan surat utang negara (SUN) valas senilai US$3,5 miliar (sekitar Rp48,5 triliun) dan penawaran terbatas (private placement) senilai Rp15 triliun.
(bir)